Awas, Irama Jantung Terlalu Cepat Sebabkan Kematian Mendadak
- Pixabay
VIVA.co.id – Masalah jantung masih menjadi yang paling utama di dunia untuk diatasi sesegera mungkin. Terlebih, dari data yang ada, tercatat sebanyak 17,3 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya karena penyakit kardiovaskular.
Tak hanya itu, lebih dari tujuh juta jiwa diperkirakan akan mengalami kematian akibat jantung yang berhenti berdetak secara mendadak. Hal tersebut ternyata berkaitan dengan gangguan irama jantung yang begitu cepat.
"Ventrikel takikardi yaitu berasal dari bilik jantung dengan irama begitu cepat di atas 100 hingga 250 kali per menit, mengakibatkan sudden death sebesar 84 persen," ujar spesialis jantung, Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K) yang ditemui saat media gathering di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu, 5 Oktober 2016.
Menurutnya, Ventrikel Takikardi (VT) disebabkan oleh gangguan pada aliran elektrolit atau listrik di jantung sehingga iramanya begitu cepat, lalu mengakibatkan jantung tidak mampu lagi memompa darah. Hal tersebut jika tidak ditangani secepatnya, akan berdampak pada jantung yang berhenti secara mendadak.
"Jadi jantung itu sebenarnya tidak berhenti, tapi saking kuatnya bergetar, seakan-akan berhenti dan jadi tidak mampu pompa darah. Kalau dibiarkan selama empat menit, langsung rusak dan meninggal," ujarnya menambahkan.
Selain itu, VT juga bisa disebabkan oleh penyakit jantung koroner, kelainan jantung, stres dan gangguan kecemasan.
Untuk menangani kematian mendadak tersebut, dibutuhkan Implantable Cardiac Defibrilator (ICD) untuk memacu sumber listrik pada jantung. Kendati alat tersebut hanya ada di rumah sakit, Yoga menyarankan agar memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terlebih dahulu sebelum datang ke rumah sakit.
"Lakukan bantuan hidup dasar dengan menekan jantung pasien, dengan ditekan maka jantung dipaksa kembali memompa darah ke seluruh tubuh. Kalau bisa melakukan ini di rumah, maka bisa mencegah kematian mendadak.”
(mus)