Studi: Pria Perokok Berisiko Memiliki Anak Penderita Asma

Ilustrasi rokok
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id –  Studi terbaru menyebutkan anak-anak yang ayahnya seorang perokok, bahkan sebelum ayah mereka melakukan pembuahan, memiliki risiko asma tiga kali lebih tinggi. Diyakini sel sperma pria bisa rusak karena nikotin, sehingga memengaruhi gen anak-anak mereka.

Skrining Paru-paru, Deteksi Dini untuk Selamatkan Nyawa

Dikutip dari Daily Mail, studi yang dilakukan terhadap 24 ribu anak menemukan anak laki-laki menghisap rokok pertama mereka sebelum usia 15 tahun. Hal ini dapat membuat keturunan mereka terkena risiko asma.

International Journal of Epidemiology melaporkan, baik usia di mana seorang ayah pertama kali merokok, dan seberapa lama kebiasaan itu berlangsung sebelum memiliki anak akan mempengaruhi risiko keturunan mereka.

Anak yang Kekurangan Vitamin D3 Berisiko Tinggi Mengalami Stunting

Faktor-faktor ini terbukti nyata setelah jumlah rokok yang telah dihisap serta berapa tahun sejak berhenti merokok ikut diperhitungkan.

Terkait dengan ibu, studi ini menemukan lebih banyak anak asma yang disebabkan oleh ibu yang merokok selama masa kehamilan.

Asma bikin Resah

Dari studi tersebut diketahui bahwa gaya hidup dan usia ayah terlihat dalam molekul yang mengendalikan fungsi gen.

"Anak-anak yang ayahnya merokok sebelum melakukan pembuahan memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami asma awal dibanding mereka yang ayahnya tidak pernah merokok," kata Profesor Cecilie Svanes dari University of Bergen, Norwegia.

Profesor Svane melanjutkan, ada bukti yang berkembang dari studi terhadap hewan yang disebut dengan program epigenetik, sebuah mekanisme dimana lingkungan ayah sebelum melakukan pembuahan dapat mempengaruhi kesehatan generasinya di masa mendatang.

Penyakit asma.

Tim peneliti juga menemukan bahwa paparan lingkungan pekerjaan ayah yang berhubungan dengan pengelasan dapat meningkatkan risiko asma pada keturunan, meski sudah berhenti sebelum pembuahan.

"Merokok dan pekerjaan pengelasan yang dimulai setelah pubertas, durasi paparan nampaknya menjadi penentu utama risiko asma pada anak," kata Profesor Svanes.

Temuan ini menambah bukti bahwa perilaku ayah sebelum melakukan pembuahan bisa memberikan peranan penting pada kesehatan bayi. Studi baru ini juga banyak menemukan bahwa gaya hidup ayah dapat mempengaruhi kesehatan seumur hidup anak mereka.

Hal ini disebabkan molekul yang berkaitan dengan kebiasaan ini akan masuk kedalam sperma dan, dalam proses yang disebut epigenetik, bekerja seperti saklar lampu yang menaikkan atau menurunkan gen yang diturunkan pada anak.

Ilustrasi obat-obatan dan perlengkapan medis untuk penderita asma. (Unsplash.com/Sincerely Media)

Cara Menangani Asma dengan Pengelolaan yang Efektif

Asma adalah kondisi kronis yang mempengaruhi saluran pernapasan, menyebabkan penyempitan dan pembengkakan, serta produksi lendir berlebih.

img_title
VIVA.co.id
5 November 2024