Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Hingga 100 Persen
- cancercare.org
VIVA.co.id – Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7 persen disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Kanker serviks, tidak terjadi secara tiba-tiba. Biasanya diperlukan waktu bertahun-tahun, walau terkadang dapat terjadi dalam waktu yang lebih singkat.
Ketika seorang perempuan terinfeksi tipe-tipe tertentu dari HPV dan sistem imun tubuhnya tidak mampu membersihkan virus tesebut, maka sel-sel yang abnormal dapat berkembang di permukaan serviks. Bila tidak diobati atau terdeteksi dini, sel-sel abnormal akan berkembang menjadi prakanker, dan secara bertahap menjadi kanker. Perubahan menjadi kanker ini dapat terjadi dalam kurun waktu sekitar 3-20 tahun, tetapi rata-rata adalah 10 tahun.
Menurut Prof. Dr. dr. Andriyono, SpOG(K), Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, kanker serviks sebenarnya adalah kanker yang dapat dicegah karena penyebabnya sudah diketahui yakni karena infeksi Human Pamillomavirus (HPV). Ada dua metode pencegahan yang bisa dilakukan yakni screening dan vaksin.
"Strategi utama adalah vaksin yang kita berikan pada anak sekolah lalu diperkuat dengan IVA dan pap smear. Usulan dari WHO vaksin dilakukan pada usia 11 dan 12 tahun. Beberapa negara di dunia juga sudah banyak memberikan vaksin ini," kata Andriyono saat konferensi pers di Balai Kota Jakarta, Selasa, 27 September.
Andriyono menyarankan agar vaksin HPV diberikan pada usia 9-13 tahun karena di usia ini sistem imun remaja masih bagus. Vaksinasi juga hanya dilakukan dua kali saja. Sementara untuk usia di atas 13 tahun, vaksin dilakukan sebanyak tiga kali dalam rentang wakti dua bulan dan enam bulan.
Kanker serviks merupakan kanker mematikan kedua pada wanita setelah kanker payudara. Andriyono mengatakan, setiap 1.000 orang ada satu orang menderita kanker serviks.
"Di Indonesia ada sekitar 60 ribu penderita kanker serviks. Dan hebatnya, kebanyakan yang datang sudah pada stadium lanjut. Sebanyak 73 persen sudah pada stadium 3 atau 4 yang sudah tidak bisa dioperasi lagi," imbuh Andriyono.
Seorang yang sudah terdiagnosis kanker serviks, kata Andriyono, rata-rata hidup satu tahun hanya 14 persen dan meninggal dalam waktu dua tahun. Karena itulah, pencegahan sangat penting dilakukan sejak dini. Andriyono memastikan bahwa vaksin HPV mampu mengurangi risiko kanker serviks hingga 100 persen.
(ren)