Kenali Gejala Umum Seseorang Menderita Alzheimer
- Pixabay/jarmoluk
VIVA.co.id – Demensia sering dikenal sebagai suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran. Kondisi ini umumnya ditandai dengan keadaan seseorang sering lupa akan sesuatu, keliru, adanya perubahan kepribadian, dan emosi yang naik-turun atau labil.
Banyak penyebab yang membuat seseorang mengalami demensia, umumnya karena penyakit-penyakit kronik seperti Stroke dan Parkinson. Namun diketahui bahwa penyebab utama seseorang mengalami demensia adalah penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer sendiri adalah suatu kondisi sel-sel saraf di otak mati, yang mengakibatkan sinyal-sinyal otak sulit tersalurkan dengan baik. Hampir sama dengan demensia, Alzheimer juga membuat penderitanya mengalami gangguan pada ingatan, penilaian, dan sulit berpikir.
Pada penderita Alzheimer, gejala berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu. Misalnya yang diawali dengan sebatas lupa soal isi percakapan yang baru saja dibincangkan atau lupa dengan nama obyek dan tempat, bisa berkembang menjadi disorientasi dan perubahan perilaku.
Perubahan perilaku dalam hal ini seperti menjadi agresif, penuntut, dan mudah curiga terhadap orang lain. Bahkan jika penyakit Alzheimer sudah mencapai tingkat parah, penderita bisa mengalami halusinasi.
Tak hanya itu saja, gejala umum dari Alzheimer. Berikut gejala lainnya seperti dipaparkan DY Suharya selaku Founder Alzheimer's Indonesia.
Demensia sering dikenal sebagai suatu kondisi di mana kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan keadaan seseorang sering lupa akan sesuatu, keliru, adanya perubahan kepribadian, dan emosi yang naik-turun atau labil.
Banyak penyebab yang membuat seseorang mengalami demensia, umumnya karena penyakit-penyakit kronik seperti Stroke dan Parkinson. Namun diketahui bahwa penyebab utama seseorang mengalami demensia adalah penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer sendiri adalah suatu kondisi sel-sel saraf di otak mati, yang mengakibatkan sinyal-sinyal otak sulit tersalurkan dengan baik. Hampir sama dengan Dimensia, Alzheimer juga membuat penderitanya mengalami gangguan pada ingatan, penilaian, dan sulit berpikir.
Pada penderita Alzheimer, gejala berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu. Misalnya yang diawali dengan sebatas lupa soal isi percakapan yang baru saja dibincangkan atau lupa dengan nama obyek dan tempat, bisa berkembang menjadi disorientasi dan perubahan perilaku.
Perubahan perilaku dalam hal ini seperti menjadi agresif, penuntut, dan mudah curiga terhadap orang lain. Bahkan jika penyakit Alzheimer sudah mencapai tingkat parah, penderita bisa mengalami halusinasi.
Tak hanya itu saja, gejala umum dari Alzheimer. Berikut gejala lainnya seperti dipaparkan DY Suharya selaku Founder Alzheimer's Indonesia, Selasa, 27 September 2016.
Gangguan daya ingat
Sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, lupa janji, menanyakan dan menceritakan hal yang sama berulang kali merupakan salah satu gejala umum dari Alzheimer.
Sulit fokus
Orangtua yang sulit fokus baik dalam pekerjaan sehari-hari atau lupa cara memasak bisa jadi salah satu ciri orang tersebut menderita demensia dan Alzheimer. Mereka juga tidak dapat melakukan perhitungan sederhana, bekerja dengan waktu yang lebih lama dari biasanya.
Sulit melakukan kegiatan yang familiar
Penderita demensia dan Alzheimer seringkali kesulitan untuk merencanakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari, bingung cara mengemudi dan sulit mengatur keuangan.
Disorientasi
Para penderita kerap bingung dimana mereka berada dan bagaimana mereka sampai di suatu tempat. Mereka juga tidak tahu jalan pulang kembali ke rumah.
Kesulitan memahami visuospasial
Sulit untuk membaca, mengukur dan menentukan jarak merupakan salah satu tanda orang menderita Alzheimer. Mereka juga tidak mengenali wajahnya sendiri dan sering menabrak cermin saat berjalan.
Gangguan komunikasi
Para penderita biasanya juga sulit melakukan komunikasi yang tepat. Bahkan seringkali berhenti di tengah percakapan dan bingung untuk melanjutkannya.
Menaruh barang tidak pada tempatnya
Para orangtua yang menderita Alzheimer sering lupa dimana mereka meletakkan barang. Terlebih mereka seringkali curiga barangnya tersebut disembunyikan.
Salah membuat keputusan
Penderita Alzheimer seringkali berpakaian tidak serasi, misalkan memakai kaus kaki dengan warna yang tidak senada. Mereka juga tidak dapat memperhitungkan pembayaran dalam melakukan transaksi dan tidak dapat merawat diri dengan baik.
Menarik diri dari pergaulan
Para penderita Alzheimer biasanya tidak memiliki semangat atau inisiatif dalam melakukan aktivitas atau hobi yang biasa dinikmati. Mereka juga tidak semangat untuk berkumpul dengan teman-temannya.