Indonesia Alami Transisi Tren Penyakit

Ilustrasi stroke.
Sumber :
  • Pixabay/ Geralt

VIVA.co.id – Penyakit kardiovaskular, yang meliputi penyakit jantung dan, menjadi paling mematikan di dunia. Menurut data dari Yayasan Jantung Indonesia, penyakit kardiovaskular telah menyebabkan 17,3 juta kematian setiap tahunnya.

Terlihat Santai, Olahraga Golf Ternyata Sehatkan Jantung Hingga Bikin Panjang Umur 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr Lily S. Sulistiowati, MM, menyatakan bahwa penyakit jantung trennya kini semakin meningkat.

Untuk penyakit jantung koroner di Indonesia pada tahun 2013, angkanya sudah mencapai 12,1 persen. Dia menuturkan, Indonesia sedang mengalami transisi epidemik penyakit.

Viral Usai Dimakan Lina Mukherjee, Sains Ungkap Bahaya Kesehatan Daging Babi

Pada era 1990-an, Indonesia menghadapi banyak penyakit infeksi, penyakit menular, seperti saluran napas atas, diare dan sebagainya. Namun penyakit itu sekarang sudah bisa mulai dikendalikan.

"Dan sekarang yang meningkat adalah penyakit-penyakit tidak menular yang disebabkan oleh gaya hidup," ujar Lily saat acara Peringatan Hari Jantung Sedunia di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu, 25 September 2015.

Waspada, Batuk Kering di Waktu Ini Ternyata Tanda Penyakit Jantung

Ini tentunya menjadi ancaman baru bagi kesehatan masyarakat, sehingga mendorong Kementerian Kesehatan Indonesia bersama berbagai pihak lainnya semakin gencar mengampanyekan gaya hidup sehat.

Tren penyakit tidak menular yang membahayakan ini juga semakin banyak diidap oleh kelompok usia muda. Bahkan, insiden kematiannya juga semakin banyak.

Berdasarkan kelompok umur, usia 55-64 tahun itu adalah usia rentan terkena serangan penyakit kardiovaskular. Namun, hal itu bisa dicegah sejak dini atau kecil.

"Sebenarnya sejak di dalam kandungan sampai ke liang lahat harusnya sudah ada intervensi dengan kesehatan. Jadi, kita memberi pengetahuan ini bukan kalau kita sudah tua. Harus dilakukan sejak muda," kata Lily. (ase)

Dokter Zaidul Akbar

Jadi Biang Kerok Banyak Penyakit, Kok Zaidul Akbar Larang Musuhi Garam?

Konsumsi garam berlebihan dapat berdampak buruk, tapi dokter sekaligus pendakwah, Zaidul Akbar, justru menyarankan untuk tidak meninggalkan garam dan tetap mengonsumsinya

img_title
VIVA.co.id
13 Desember 2023