Perawatan Pasien Alzheimer Rp28,9 Triliun Per Tahun
- Pixabay
VIVA.co.id – Tingkat kewaspadaan masyarakat terhadap penyakit alzheimer harus terus digalakkan. Sebab, setiap tiga detik terdapat satu orang yang terkena demensia, khususnya alzheimer.
Penyakit alzheimer sendiri juga biasanya dipicu oleh beberapa penyakit tidak menular lainnya seperti masalah yang berhubungan dengan jantung, asma, diabetes, dan kanker. Sehingga, terjadi permintaan kenaikan deteksi dini alzheimer sebesar 300 persen di tiga kota besar di Indonesia.
"Terjadi kenaikan (deteksi dini alzheimer) 300 persen di tiga kota yaitu Jakarta, Jogja dan Semarang. Hal ini disebabkan mulai tingginya kesadaran akan mendeteksi penyakit alzheimer," ucap Executive Director ALZI, Dian Purnomo, di Peluncuran QLUE dan Peresmian Pasukan Ungu di Balai Kota, Jakarta, Rabu, 21 September 2016.
Menurut data yang ada, sekitar 47 juta orang di seluruh dunia mengidap demensia, dimana lebih dari setengahnya atau 26,8 juta jiwa berada di Asia Pasifik. Perawatannya sendiri diperkirakan menelan biaya hingga US$880 miliar atau mencapai Rp11.580 triliun di seluruh dunia.
"Biaya perawatan demensia sendiri bisa mencapai US$880 miliar di seluruh dunia. Di Indonesia membutuhkan biaya perawatan sebesar US$2,2 milliar (Rp28,9 triliun). Jika disetarakan dengan rupiah, mencapai Rp28 trilliun per tahunnya," ujar Dian.
Jumlah Rp28,9 triliun tersebut merupakan biaya perawatan alzheimer terhadap 1,2 juta jiwa.
Dari survei yang dilakukan ALZI mengenai penyakit demensia, khususnya alzheimer, Dian mengakui bahwa kesadaran masyarakat pada pengidap alzheimer semakin meningkat.
"Kita udah survei ke masyarakat tentang pemahamam alzheimer. Setelah beberapa bulan dicek, usai survei, ternyata banyak yang datang ke RS untuk sekadar melaporkan gejala yang dilihat. Tadinya orang enggak paham, tapi akhirnya mengerti bahwa lupa merupakan gejala yang paling penting dilihat. Makanya awareness masyarakat Indonesia sudah mulai tinggi," kata dia.