Setiap Hari, 107 Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan

Ilustrasi jantung.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Penyakit jantung merupakan penyakit mematikan yang menyerang tanpa permisi. Penyakit ini biasanya muncul akibat gaya hidup dan lebih banyak karena faktor keturunan.

Mengenal Diet Autofagi yang Disarankan Dokter! Turunkan BB, Cegah Kanker Hingga Jaga Kesehatan Jantung

Dokter spesialis jantung anak Siloam Heart Institute, Prof. dr. Ganesja M. Harimurti, SpJP(K) menuturkan, pada penelitian tahun 1997 diketahui bahwa dari 1.000 bayi yang baru lahir, sembilan di antara mereka lahir dengan penyakit jantung bawaan.

Bila angka ini dimasukkan ke dalam data statistik tahun 2015 di mana terdapat 4 juta lebih kelahiran bayi, maka terdapat 38.547 bayi lahir dengan penyakit ini.

Tanpa Obat-obatan, Zaidul Akbar Ungkap Cara Agar Terhindar dari Stroke dan Penyakit Jantung

"Ini merupakan angka yang sangat besar. Bila dipecah lagi, maka setiap hari ada 107 bayi di seluruh Indonesia lahir dengan penyakit jantung bawaan. Setiap jam, ada 4-5 bayi di seluruh Indonesia yang lahir dengan penyakit ini," kata Ganesja saat media gathering di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk Jakarta, Selasa 20 September 2016.

Sayangnya, hanya separuh saja dari angka itu yang berhasil dideteksi. Hal ini bisa dikarenakan dokter tidak menyadari kelainan itu, orangtua tidak mengetahui, atau kelainannya ringan sehingga tidak terlihat.

Terpopuler: Zodiak Sagitarius Hati-hati dengan Rekan Kerja Anda, hingga Gejala Awal Penyakit Jantung

Ganesja menjelaskan, penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada struktur atau anatomi jantung pada bayi yang baru lahir. Misalnya, sekat jantung berlubang, atau bilik jantung tidak bersekat.

Kondisi ini terjadi pada masa pertumbuhan janin di dalam perut di mana jantung tidak berkembang dengan sempurna. Biasanya hal ini terjadi pada tiga bulan pertama masa kehamilan yang merupakan masa penting pertumbuhan jantung bayi.

Menurut Ganesja, penyakit jantung bawaan ini merupakan penyakit yang menyebabkan kematian paling tinggi pada bayi.

"Penyebabnya masih belum diketahui. Tapi ada faktor risikonya yaitu usia dari orangtua bayi. Kalau ibunya hamil di usia yang risiko tinggi kemungkinannya semakin besar. Kemudian penggunaan obat-obatan, merokok, dan keturunan," ujar Ganesja.

Orangtua bisa mengenali ada kelainan jantung pada buah hatinya melalui ciri-ciri seperti tumbuh kembang yang tidak berjalan baik, sering batuk dan panas, serta mudah merasa lelah.

"Orangtua harus hati-hati kalau anak selalu diam tidak mau bermain dengan temannya, itu patut dicurigai. Karena dia tahu, kalau dia main pasti akan capek jadi dia diam. Kemudian kalau bayi menyusunnya tidak kuat, dua atau tiga kali sedot berhenti, capek, itu bisa menjadi tanda," kata Ganesja.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya