Tips Pertolongan Pertama Tangani Luka agar Tak Infeksi

Ilustrasi luka
Sumber :
  • pixabay/saulhm

VIVA.co.id – Cedera atau kecelakaan ringan dapat dialami siapa saja di lingkungan terdekat sekalipun, seperti rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Dengan penanganan yang tepat luka, dapat ditangani segera. Namun jika penanganannya salah maka penyembuhan luka akan terhambat atau justru menimbulkan infeksi serius.

Wanita Butuh Memahami Pentingnya Pertolongan Pertama Kesehatan

Kesalahan yang sering dilakukan dalam penanganan pertolongan pertama, tidak dipungkiri terkadang terjadi karena orang tidak mengetahui kesalahan itu sebagai hal yang salah, karena telah dilakukan secara turun-temurun.

"Anak terbentur, ada biru di kulit, itu yang dikompres. Jangan di balsam apalagi diurut, atau digosokkan pada rambut malah nanti memarnya jadi rata. Kalau luka terbuka, pertolongan pertama RED (Rest-istirahatkan, Elevation-posisikan lebih tinggi dari jantung agar aliran darah lambat, Direct-tekan langsung di daerah luka, tempel plester)," kata praktisi keamanan dan keselamatan 4Life, Dr. Lelitasari, dalam Peluncuran kampanye #SiagaHansaplast, di Rumah Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis, 14 September 2016.

Ajak Anak Mengenal Cara Melakukan Pertolongan Pertama

Kesalahan lain dalam memberikan pertolongan pertama adalah hal yang umum terjadi, yaitu mengoleskan kecap, pasta gigi, ataupun mentega pada bekas luka bakar. Baik itu terkena knalpot panas, cipratan minyak goreng, uap panas atau luka bakar lainnya. Ternyata hal itu justru memperburuk luka.

"Pertolongan pertama luka bakar caranya, guyur dengan air mengalir, air kran biasa bukan air es. Tujuannya untuk mendinginkan luka bakar, agar tidak semakin dalam. Baru setelah itu dikasih obat luka bakar, tapi kalau luas (luka bakarnya) sebaiknya kunjungi dokter," ujarnya.

Langkah Pertolongan Pertama Korban Bencana dan Kecelakaan

Sedangkan pertolongan untuk mimisan, masyarakat percaya bahwa mendongakkan posisi kepala adalah salah satu cara menghentikan mimisan. Hal ini juga salah.

"Hidung lebih tinggi dari jantung kalau dongak, darah akan masuk ke tenggorokan. Pertolongannya (RED), istirahatkan, suruh nunduk, pencet hidung, napas dari mulut. Tunggu sekitar 5 hingga 10 menit. Kalau ada es, kompres di dahi, itu membantu menghentikan proses mimisan," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, untuk luka terbuka, baik pada wajah atau bagian lain, cara pengobatannya tidak selalu harus dijahit. Cukup dengan menggunakan plester. "Kalau luka di rumah, bersihkan, keringkan, tempel satu sisi ke sisi sebelahnya (melintang, kalau menggunakan plester pada luka kecil memanjang). Di wajah pembuluh darah banyak tapi kecil, jadi kalau ditekan darah berhenti," ujar Dr. Wishnu Pramudito, dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia.

Lebih lanjut Wishnu menjelaskan kapan memutuskan harus dibawa ke rumah sakit atau menemui dokter. "Pertama kalau lukanya kotor, mau enggak mau harus ke rumah sakit, karena harus dibersihkan. Misalnya jatuh di jalan. Tapi kalau jatuhnya di dalam rumah, sekotor-kotornya tetap bersih, tidak sekotor di jalan," ujarnya.

Dan kalau jatuh kemudian gigi lepas, Wishnu menyarankan sebaiknya ditempel kembali, agar darah tidak terus mengucur. "Kalau kuku kepentuk mau lepas, biasanya di bawah kuku ada nail bed (berwarna merah), seringkali begitu terbentur berwarna biru atau hitam, berarti ada berkumpul darah di situ harus dikeluarkan, harus ke dokter. Kalau gigi putus, gigi yang patah masukin lagi soketnya. Pembuluh darah terbuka, kalau tidak ditekan akan berdarah terus," ujarnya menambahkan.

"Dan jangan tutup luka pakai kapas," tambah Lelita. Pembalut wanita juga bisa digunakan saat terdesak sebagai pengganti perban, untuk menutup luka.

(mus)

 

Ilustrasi Kotak P3K

PSBB Total, Siapkan Kotak P3K Biar Aman di Rumah

Luka bisa terjadi kapan dan di mana saja.

img_title
VIVA.co.id
14 September 2020