Bahaya Kadar Gula dan Garam Berlebih pada Produk Makanan
- Pixabay/gugue
VIVA.co.id – Banyaknya produk makanan yang beredar di pasaran membuat orangtua cenderung memilih jenis produk yang praktis disajikan di meja makan tanpa memerhatikan kandungan gizi dan bahan baku produk tersebut.
Padahal, untuk mengawetkan makanan agar bisa tahan lama disimpan, produk tersebut menggunakan bahan-bahan seperti garam, gula dan lemak dalam jumlah yang tinggi.
"Kesadaran orangtua masih sedikit, padahal produk makanan yang dijual itu bahannya mengandung banyak sekali garam, gula dan lemak yang melebihi batas konsumsi tubuh," ujar Kasubid Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, drg. Dyah Mustikawati, MPH, yang ditemui di kawasan Wijaya, Jakarta, Jumat, 8 September 2016.
Terlebih, konsumsi yang berlebihan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi dengan kemungkinan sebesar 25,8 persen, di mana dapat memicu penyakit jantung maupun stroke. Tidak hanya itu, konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan risiko obesitas hingga diabetes di mana penyakit-penyakit tersebut akan membutuhkan biaya yang cukup besar dalam penangangannya.
"Biaya pengobatan penyakit ini kan tidak sedikit makanya konsep penyakit berisiko ini harus diputus dengan upaya kolaborasi keseluruhan lapisan masyarakat. Mulai dari lingkungan rumah dengan pemberian makan yang baik, lingkungan sekolah dengan memberikan modifikasi perubahan perilaku gaya hidupnya, semuanya harus turun tangan," ucapnya.
Dengan demikian, perlu dipahami porsi yang disarankan secara umum untuk mengonsumsi garam, gula dan lemak. Ia juga menyarankan agar orangtua mau lebih sering masak hidangan rumahan agar menghindari anak jajan di luar rumah.
"Makanan rumahan kan lebih sehat karena kadarnya bisa diatur. Porsi untuk gula hanya empat sendok makan atau maksimal 50 gram per hari, kemudian garam hanya satu sendok teh dan lemak cukup lima sendok makan," katanya.