Kurang Gizi, Anak Indonesia Cenderung Bertubuh Pendek
- Pixabay/qimono
VIVA.co.id – Masalah gizi buruk di Indonesia masih memprihatinkan. Menurut data Kemenkes, hingga tahun 2013 Indonesia masih mengalami gizi buruk sebesar 13,9 persen. Selain itu anak-anak yang bertubuh pendek (stunting) akibat gizi buruk mencapai 37,2 persen.
Standar tinggi yang dikeluarkan WHO pada remaja (usia 12-17 tahun) di Asia yaitu 150-160 cm untuk perempuan, sedangkan untuk laki-laki yaitu 149-170 cm. Namun, remaja di Indonesia masih jarang yang mencapai angka tersebut akibat asupan gizi yang belum terpenuhi. Lalu, apakah Indonesia sedang darurat gizi buruk pada anak?
"Jika bayi tidak diberikan ASI Eksklusif dan pemberian makanan pengganti ASI tidak akan berdampak pada proses perlambatan pertumbuhan. Karena itu, anak-anak Indonesia berjarak (cenderung lebih pendek) 10 cm dari standar umum tinggi badan yang ditetapkan WHO," ujar Guru Besar Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS., yang ditemui di media gathering 'Kenali Berbagai Manfaat Ubi Ungu', di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Senin 5 September 2016.
Untuk itu, para orangtua harus memahami pedoman umum gizi seimbang di mana pemberian karbohidrat, sayur mayur, lauk pauk harus sejajar dengan olahraga yang cukup. Pemahaman gizi seimbang sendiri terdapat empat prinsip yaitu bergizi, beragam, seimbang, dan aman.
"Bergizi yaitu konsumsi makanan harus dapat memenuhi kebutuhan energi dam gizi harian. Lalu beragam, diaplikasikan dengan pemberian makan yang berbeda jenis agar anak bisa semakin mengenal rasa dan tidak menjadi pemilih makanan saat dewasa kelak," ucapnya.
Kemudian, untuk prinsip seimbang yaitu orangtua harus memberikan porsi dan jumlah makanan yang cukup. Sehingga, tercapai berat badan yang ideal dan disarankan agar orangtua mau rutin menimbang berat badan si kecil.
"Prinsip terakhir yaitu aman, di mana makanan yang diberikan harus bebas dari kuman, bahan kimia, dan benda berbahaya lainnya," kata dia.