Jika Anak Masih Mengompol di Sekolah
- pixabay/Lucken
VIVA.co.id – Melatih si kecil untuk menggunakan toilet sejak balita memang susah-susah gampang. Meskipun di rumah buah hati kita terlihat sudah mampu ke toilet sendiri, namun kenyataannya beberapa kali anak masih saja kedapatan buang air di celana saat di sekolah, karena enggan ke toilet sekolah.
Menghindari buang air di toilet sekolah, biasanya disebabkan oleh ketidaknyamanan dari fasilitas yang diberikan oleh sekolah. Namun, hal tersebut dapat berdampak buruk pada anak karena membuatnya menahan diri untuk buang air.
Spesialis anak, Janice Heard, menuturkan bahwa banyak hal yang menimpa anak saat ia menahan buang air seperti infeksi saluran kemih maupun konstipasi. Untuk itu, agar si kecil tidak mengalami hal tersebut, berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan seperti dikutip dari laman Todaysparent.
1. Sediakan dalaman baru
Janice menuturkan agar orangtua selalu mengingatkan si kecil bahwa toilet sekolah merupakan fasilitas umum yang dipakai oleh siapa saja sehingga tidak perlu merasa jijik. Selain itu, selalu bawakan celana dalam baru untuk si kecil agar setiap saat ia bisa menggantinya.
2. Beri jadwal ke toilet
Tubuh secara alami akan ada pergerakan pada ususnya tiap 20 menit sekali atau usai makan. Nah, untuk itu Anda bisa menjadwalkan si kecil untuk buang air besar usai sarapan atau makan malam agar tidak perlu menahannya saat di sekolah.
3. Cek fasilitas sekolah
Sekali-sekali, coba cek keadaan toilet sekolah si kecil untuk memastikan fasilitasnya memang layak untuk digunakan. Sehingga, jika memang ada sesuatu yang tidak baik pada fasilitas tersebut, Anda bisa segera lapor ke guru untuk diperbaiki dan si kecil bisa kembali buang air dengan nyaman.
4. Beri pemahaman
Bantu anak untuk memahami proses buang air di tubuh jika ia terlampau sering menahannya. Beri pengertian bahwa itu adalah siklus alami tubuh yang harus dilaksanakan dan tidak bisa ditahan terus menerus.
Baim Wong Bongkar Aib Paula Verhoeven, Ternyata Bisa Berdampak pada Psikis Anaknya
Sebaiknya, orang tua memberikan pengertian kepada anak-anak bahwa mereka mungkin tidak akan tinggal bersama lagi.
