Menkes Prihatin Banyak RS Pakai Alat Kesehatan Impor
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Kementerian Kesehatan tengah berupaya meningkatkan penggunaan produk alat kesehatan (Alkes) dalam negeri untuk mempercepat pengembangan alat kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Menurut Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek, ketersediaan alkes sangat terkait dengan kemampuan industri alkes dalam memenuhi fasilitas pelayanan kesehatan dalam negeri. Sehingga, hal itu melatarbelakangi penyelenggaraan pertemuan Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Alat Kesehatan Dalam Negeri yang diresmikan pada Selasa pagi, 30 Agustus 2016.
"Kualitas alkes dalam negeri tidak perlu diragukan, di samping itu harga juga lebih terjangkau dan tentunya kualitas sama. Sehingga dapat mengurangi biaya pelayanan kesehatan sebesar 20-30 persen secara keseluruhan," ujar Nila di Balai Kartini, Jakarta.
Dia mengakui, sosialisasi ini memang tidak hanya terpaku pada fungsi sosial tapi juga fungsi ekonomi. Apalagi, produk alkes dalam negeri sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan.
"Berdasarkan data kementerian kesehatan, jenis dan jumlah alkes dalam negeri dapat memenuhi 44,9 persen dari kebutuhan rumah sakit kelas A, karena saat ini sudah ada 2.623 alat kesehatan dalam negeri yang sudah memenuhi izin edar dan standar internasional," jelas dia.
Nila mengakui cukup prihatin dengan ketergantungan pelayanan kesehatan dalam negeri terhadap alkes impor. Untuk itu, dia mengimbau agar sosialisasi ini mampu menyebarkan informasi mendetail mengenai penggunaan alkes dalam negeri yang sudah dikembangkan menjadi lebih baik.
"90 persen alkes impor masih memenuhi dalam negeri. Padahal dengan menggunakan alkes dalam negeri, sudah terjamin keamanan, mutu dan kemanfaatannya dan ikut juga berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia," lanjut Nila.
(ren)