Wanita Penderita Obesitas di Indonesia Meningkat 35 Persen

Ilustrasi wanita obesitas
Sumber :
  • REUTERS/Juan Carlos Ulate

VIVA.co.id – Selama satu dekade terakhir, Kementerian Kesehatan merilis data yang menunjukkan bahwa tingkat obesitas di Indonesia cenderung meningkat. Dalam data yang dirilis tahun 2007, Lima belas persen perempuan Indonesia tercatat menderita obesitas, dan jumlahnya meningkat tajam pada 2016 menjadi 35 persen. Peningkatan tersebut didominasi oleh remaja.

10 Fakta Operasi Bariatrik, Beri Harapan Hidup hingga Perbaiki Kesehatan Mental

Peningkatan tersebut dipicu dari kurangnya pemahaman akan pola makan yang benar, baik di perkotaan maupun di desa.

Sebab itu, Jina Hong, Phd, ahli nutrisi dari Universitas Princeton, Amerika Serikat, menekankan pentingnya pola hidup sehat dan memahami kandungan alami dalam makanan, sebagai kunci pengelolaan berat badan.

Jelita Ramlan Berhasil Turunkan Berat Badan dari 160 Kg Jadi 95 Kg, Ternyata Ini Rahasianya

"Tingginya angka obesitas, penderita jantung, dan hipertensi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir merupakan tolak ukur yang jelas terhadap rendahnya edukasi masyarakat terhadap pemahaman pola makan yang tepat," ujarnya saat ditemui dalam acara bertajuk Bye Bye Lemak yang diadakan Amway Indonesia di Kota Kasablanka ,Selasa 23 Agustus 2016.

Jina juga mengatakan bahwa rendahnya edukasi terkait pola makan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan meningkatnya asam lemak bebas. "Ketidakseimbangan hormon bisa memicu tumor, sedangkan asam lemak bebas dapat memicu hipertensi, diabetes dan gangguan kardiovaskular yang berakibat tergganggunya kinerja jantung dan tersumbatnya pembuluh darah," ucapnya.

Bukan Dilarang, Ini Waktu Terbaik Konsumsi Gula agar Tak Gemuk dan Diabetes

Untuk mengatasi hal itu Jina mengatakan diperlukan pengelolaan berat badan. Sederhananya, pengelolaan berat badan ideal yang artinya jumlah makanan yang masuk seimbang dengan energi yang dikeluarkan.

Selain itu, ia juga mengatakan hal lain bisa dilakukan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat dan sebisa mungkin mengonsumsi makanan rendah lemak. Strategi lain yang bisa diterapkan adalah sarapan yang teratur yang berdampak positif untuk jangka panjang.

"Pengelolaan berat badan harus dilakukan secara holistik. Tahap awal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan makan yang benar, mengerti tentang kandungan makanan dan minuman yang bermanfaat bagi tubuh, olahraga teratur, dan mengkonsumsi tambahan suplemen yang berbahan alami," kata Jina.

Ilustrasi sarapan sehat

5 Menu Sarapan Terburuk Menurut Ahli Gizi, Miris! Kebanyakan Dianggap Sehat

Sarapan memiliki banyak manfaat. Sebuah studi dalam Journal Medicine menemukan bahwa sarapan 7 kali dalam seminggu, mengalami penurunan risiko penyakit jantung.

img_title
VIVA.co.id
8 Januari 2025