Wacana Hari Jamu Nasional untuk Selamatkan Warisan Budaya
- pixabay/Ajale
VIVA.co.id – Popularitasnya yang menurun di kalangan anak muda dan masyarakat membuat keberadaan jamu sulit ditemukan. Padahal, kesadaran akan gaya hidup sehat yang mulai tumbuh, membuat dunia internasional mulai melirik produk tradisional ini. Hal tersebut tentu mengkhawatirkan, karena bisa saja warisan budaya yang sangat berharga ini diklaim negara lain.
Kekhawatiran tersebut juga dirasakan Sofjan Hidayat. Ketua Yayasan Sentra Jamu Indonesia ini berinisiatif mengusulkan pemerintah segera menetapkan Hari Jamu Nasional atau Hari Jamu Indonesia.
"Indonesia harus buat hari jamu, nanti keburu dibuat oleh negara lain. Pemerintah itu harus membuat hari jamu nasional," katanya saat menggelar jumpa pers di Graha Mekar Kuncur, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat, 19 Agustus 2016.
Kekhawatirannya berdasar, karena sudah banyak warisan budaya Indonesia yang diklaim oleh negara lain. Sebab itu ia mengusulkan juga untuk mendaftarkan jamu sebagai warisan budaya, sama halnya seperti batik.
"Kalau Amerika mau buat hari herbal silakan saja, asal jangan membuat hari Jamu. Dan kita mesti tetap pakai nama jamu bukan herbal, karena jamu ini kan asli Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, dengan ditetapkannya Hari Jamu Nasional ini, Indonesia juga bisa dengan bangga untuk memperkenalkan jamu kepada dunia, dan tentunya kembali mengangkat martabat jamu.
Sofjan sendiri sampai saat ini memang belum mengusulkan secara langsung ke pemerintah terkait penetapan Hari Jamu Nasional ini. Namun ia yakin, jika masyarakat Indonesia terus menerus memperkenalkan jamu sebagai budaya Indonesia, akan banyak orang yang tertarik untuk mencari tahu lebih jauh. Â
"Iya dong, kalau kita konsisten bahwa jamu ini budaya indonesia nanti pasti akan banyak orang-orang yang akan datang ke mencari tahu ini," ujarnya.