Kurangi Makanan Asin untuk Cegah Hipertensi
- Pixabay/kaboompics
VIVA.co.id – Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan erat dengan pembuluh darah dan sistem kardiovaskuler. Selain berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner, hipertensi juga bisa menyebabkan stroke hingga gangguan pada ginjal.
Beberapa faktor yang memicu timbulnya penyakit ini adalah gaya hidup, genetik, usia, dan riwayat hipertensi dalam keluarga.
Dalam rilis yang diterima VIVA.co.id, Jumat, 19 Agustus, dr. Sri Habibah Sari Melati, dokter partner Konsula-- platform berbasis aplikasi telepon genggam dan website karya anak bangsa yang menyediakan solusi kesehatan online memaparkan, hipertensi bisa dihindari dengan mengubah pola hidup terutama dari makanan. Yakni dengan cara membiasakan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu asin.
Dengan melakukan diet tinggi garam setiap hari, maka akan mengubah pilihan rasa asin seseorang. Perubahan pilihan rasa tinggi garam tersebut akan membuat seseorang mengkonsumsi garam dalam jumlah yang banyak.
Beberapa penelitian menunjukkan, pengurangan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 3-5 mmHg, dengan efek yang lebih besar pada orangtua yang menderita hipertensi berat.
“Di Indonesia, makanan tinggi garam dan lemak hampir ada di semua makanan tradisional pada sebagian besar daerah. Selain itu kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya, juga dapat menjadi penambahan asupan garam dalam tubuh. Dianjurkan untuk konsumsi garam tidak melebihi 2 gram per hari," kata dr. Habibah.
Selain itu, dr. Habibah menambahkan, sebaiknya lakukan juga olahraga rutin tiga kali seminggu, menghindari rokok, membatasi makan makanan berlemak dan menghindari minuman beralkohol untuk menghindari risiko hipertensi.
(mus)