Di Usia Ini, Seseorang Rentan Derita Hipertensi
VIVA.co.id – Penyakit hipertensi, belakangan semakin banyak menyerang manusia. Tak lagi kenal usia, siapa saja, bisa terserang penyakit yang erat hubungannya dengan pembuluh darah dan sistem kardiovaskuler.
Penyakit ini pun berpotensi menimbulkan penyakit jantung koroner, stroke hingga gangguan pada ginjal. Selain faktor gaya hidup, seseorang berpotensi terkena hipertensi karena faktor genetik, faktor usia, dan juga riwayat hipertensi dalam keluarga.
Lewat rilis yang diterima VIVA.co.id, Konsula--platform berbasis aplikasi telepon genggam dan website karya anak bangsa yang menyediakan solusi kesehatan online, berbagi informasi seputar hipertensi serta beberapa tips yang bisa dilakukan agar kita terhindar dari Hipertensi.
Dan sebelumnya, perlu diketahui, hipertensi umumnya menyerang pria di usia antara 35 tahun hingga 50 tahun, dan perempuan yang sudah memasuki masa menopause. Penyakit ini jarang menyerang seseorang yang berusia kurang dari 20 tahun. Jikalau memang terkena hipertensi pada usia di bawah 20 tahun, bisa merupakan hipertensi essensial ataupun karena penyakit ginjal.
Berdasarkan pada beberapa penelitian, pada pembuluh darah aorta, akan terjadi peningkatan ketebalan dinding pembuluh darah antara usia 20 tahun sampai dengan usia 90 tahun. "Sehingga faktor pertambahan usia juga menentukanterjadinya Hipertensi," ujar Dokter Partner Konsula, dr. Sri Habibah Sari Melati.
Terkait faktor genetika dalam terjadinya penyakit Hipertensi, dr. Habibah menegaskan kembali bahwa potensi seseorang terserang penyakit hipertensi cukup besar bila salah satu anggota keluarganya memiliki riwayat hipertensi.
"Jika kedua orangtua menderita hipertensi, maka angka kejadian hipertensi pada keturunannya meningkat 4 sampai 15 kali dibanding bila kedua orangtuanya adalah normotensi (bertekanan darah normal). Bila kedua orangtuanya menderita hipertensi essensial, maka 44,8 persen anaknya akan menderita hipertensi. Jika hanya salah satu orangtua yang menderita hipertensi maka 12,8 persen keturunannya akan mengalami hipertensi," lanjutnnya.
Gejala-gejala yang kerap dialami oleh penderita hipertensi antara lain adalah sakit kepala, rasa tidak nyaman di tengkuk, migrain, mudah marah, palpitasi, dan sering buang air kecil terutama di malam hari, serta gejala-gejala lainnya.
Lalu bagaimana cara menghindari hipertensi?
Menghindari hipertensi bisa dilakukan dengan mengubah pola hidup terutama dari makanan dengan cara membiasakan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu asin.
Diet tinggi garam setiap hari, akan mengubah pilihan rasa asin seseorang. Perubahan pilihan rasa tinggi garam tersebut akan membuat seseorang mengkonsumsi garam dalam jumlah yang banyak.
Seperti diketahui bahwa konsumsi garam berlebihan setiap harinya akan meningkatkan risiko terkena hipertensi. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa pengurangan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sistolik rata-rata 3-5 mmHg, dengan efek yang lebih besar pada orangtua yang menderita hipertensi berat.
“Di Indonesia, makanan tinggi garam dan lemak hampir ada di semua makanan tradisional pada sebagian besar daerah. Selain itu kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya, juga dapat menjadi penambahan asupan garam dalam tubuh."
Dianjurkan untuk konsumsi garam tidak melebihi 2 gram per hari. Selain itu, juga sebaiknya melakukan olahraga rutin 3 kali seminggu, menghindari rokok, membatasi makan makanan berlemak dan menghindari minuman beralkohol.