Enam Jenis Makanan yang Harus Dihindari
- Pixabay
VIVA.co.id – Setelah menghabiskan lebih dari 20 tahun bekerja sebagai pengacara pada kasus keracunan makanan, Bill Marler tidak lagi makan makanan itu.
Pengacara yang mengajukan tuntutan hukum atas tuntutan terhadap Chipotle setelah rantai EÂ coli dan norovirus mewabah, dalam sebuah artikel yang diterbitkan Health Insider menguraikan makanan apa yang dia hilangkan dari daftar menunya.
Berhasil memenangkan lebih dari US$600 juta untuk klien dalam kasus penyakit karena kecurangan dalam makanan, Marler mengatakan bahwa pengalamannya meyakinkannya bahwa makanan ini tidak sebanding dengan resikonya.
Seperti dilansir The Independent, berikut daftar makanan yang dihindari oleh ahli ini.
Tiram mentah
Marler mengatakan bahwa ia telah melihat banyak penyakit yang berasal dari makanan yang  terkait dengan kerang dalam lima tahun terakhir dibandingkan dua dekade sebelumnya.Â
Hal ini terjadi karena pemanasan air. Pemanasan air global menimbulkan pertumbuhan mikroba yang berakhir di tiram mentah ketika konsumen menyeruputnya.
Buah dan sayuran yang tidak dikupas dan dicuci
Marler mengatakan bahwa ia menghindari ini 'seperti sebuah wabah'. Kenyamanan dan kebersihan dalam makanan adalah hal baik yang harus diperhatikan.Â
Karena semakin banyak orang memegang dan mengolah makanan, berarti lebih banyak kesempatan untuk terkontaminasi hal buruk, Â dan itu tidak sebanding dengan risikonya. Sebab itu, usahakan cuci buah dan sayur sebelum dimakan.
Kecambah mentah
Wabah yang terkandung dalam kecambah mentah memiliki nilai wabah bakteri yang sama, terutama salmonella dan EÂ coli dalam dua dekade terakhir.
"Ada terlalu banyak wabah tidak diperhatikan yang mengandung risiko terkontaminasi pada kecambah. Itulah adalah makanan yang saya tidak makan sama sekali," kata Marler.
Daging mentah
Marler tidak akan memesan steaknya dalam kondisi mentah atau setengah matang. Menurut ahli, daging harus dimasak sampai 160 derajat, agar dapat membunuh seluruh bakteri EÂ Coli atau salmonella.
Telur mentah
Menurut Marler, kemungkinan terhadap risiko keracunan makanan dari telur mentah jauh lebih rendah hari ini, daripada 20 tahun yang lalu, tapi dia masih tidak ingin mengambil risiko.
Susu dan jus yang tidak dipasteurisasi
Sebuah gerakan yang berkembang adalah mendorong orang untuk minum susu mentah dan jus, dengan alasan bahwa proses pasteurisasi akan menghabiskan nilai gizi.Â
Marler mengatakan bahwa pasteurisasi tidak berbahaya, tetapi minum minuman mentah, sama artinya dengan melewatkan langkah keamanan untuk menghindari peningkatan risiko kontaminasi oleh bakteri, virus, dan parasit.
"Tidak ada manfaat yang cukup besar ketika mengambil risiko minum produk yang dapat dibuat aman dengan pasteurisasi," katanya.