Infeksi Nosokomial Bisa Ukur Tingkat Kualitas Pelayanan RS
- Pixabay/ TheShiv76
VIVA.co.id - Infeksi nosokomial atau disebut juga dengan Hospital Acquired Infection adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang berada di lingkungan rumah sakit. Contoh dari infeksi nosokomial adalah pasien tertular infeksi dari staf rumah sakit atau saat berkunjung ke rumah sakit.
"Bisa terjadi pada pasien atau petugas kesehatan. Biasanya infeksi terjadi setelah dua atau tiga hari pasien masuk rumah sakit. Contohnya pasien yang kondisi stroke setelah tiga hari terjadi infeksi saluran kencing. Atau Saluran napas bawah itu disebabkan nosokomial," kata Koordinator Program Studi Imunologi Sekolah Pasca Sarajana Universitas Airlangga Dr. dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, MSI, di Jakarta, Selasa, 9 Agustus.
Infeksi nosokomial ini terjadi di seluruh dunia dan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan di negara-negara miskin dan berkembang. Infeksi nosokomial ini termasuk salah satu penyebab kematian terbesar pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Meski demikian tidak ada data pasti tentang jumlah kematian akibat infeksi nosokomial. Terjadinya infeksi ini berkaitan dengan kualitas pelayanan di rumah sakit. Semakin tinggi infeksi yang terjadi, semakin rendah kualitas layanan rumah sakit itu. Karena itu, sangat kecil kemungkinan sebuah rumah sakit mengeluarkan data kematian akibat infeksi nosokomial karena sama saja itu membuka aib rumah sakit.
Tapi, rumah sakit yang sudah memiliki tingkat sterilitas dan layanan tinggi pun juga tidak bisa menjamin bebas dari infeksi nosokomial karena sifat kuman yang tidak bisa ditebak.
Itulah sebabnya, kata dr. Agung, kenapa anak-anak sebaiknya tidak diajak ke rumah sakit. Selain itu, pendamping pasien juga tidak dibolehkan tidur di lantai dekat tempat tidur pasien.
Infeksi nosokomial bisa menyebabkan pasien terkena bermacam-macam penyakit dan setiap penyakit punya gejala yang berbeda beda.
Beberapa penyakit yang sering terjadi akibat infeksi nosokomial adalah infeksi saluran kemih, infeksi aliran darah, pneumonia dan infeksi pada luka operasi.
"Nosokomial 60 persen bisa dicegah dengan mencuci tangan. Pasien harus bersih, diperbaiki kondisinya sehingga tidak tejadi gangguan imunitas. Diusahakan tidak menularkan penyakit yang dia jangkiti terutama pada keluarga. Cara agar tidak menyebar adalah cuci tangan menggunakan alkohol atau air mengalir," lanjut dr. Agung.