Kanker, Penyakit Mahal yang Umum di Negara Miskin
- Freewallpaper
VIVA.co.id - Kanker merupakan penyakit ganas yang jika sudah dalam tahap lanjut, pengobatannya bisa menelan biaya yang sangat besar.
Meski dikenal sebagai penyakit mahal, tapi angka kejadian penyakit ini justru lebih banyak ditemukan di negara-negara berkembang dan negara miskin. Salah satunya di Indonesia.
Hal ini disampaikan Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM, saat konferensi pers Peringatan Hari Kanker Kepala Leher Sedunia di Kemenkes, Jakarta, Jumat, 29 Juli 2016.
Lalu, kenapa bukan di negara maju? "Karena di sana pasti memiliki berbagai sistem yang sudah berjalan baik termasuk pendidikan dan tingkat kesadaran masyarakatnya," ujar dr. Lily.
Untuk perbandingan saja, kata Lily, di Italia para remajanya sudah sangat luar biasa cerdik untuk makan dengan komposisi sehat di piringnya. "Mereka sudah paham kalau makan gorengan itu tidak baik," kata Lily.
Sedangkan di Indonesia, kata Lily, konsumsi gorengan masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat setiap hari. Merokok juga menjadi bagian gaya hidup yang tak terpisahkan dan dilakukan bebas di manapun.
Karena itu, dr Lily berharap, Indonesia juga bisa mengarah ke sana di mana masyarakat memahami pentingnya menjaga kesehatan dengan menghindari makanan dan kebiasaan yang merugikan.
Pemerintah, seperti Kementerian Kesehatan, diharapkan bisa bekerja sama dengan berbagai pihak untuk terus melakukan sosialisasi pentingnya pencegahan kanker lewat gaya hidup sehat.
"Masyarakat sudah sangat gadget minded. Informasi kesehatan juga sudah banyak tersedia di internet. Tapi apakah yang dicari masyarakat itu informasi tentang kesehatan, belum tentu juga. Kepedulian mereka masih belum ada. Karena itu, ini menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kepedulian masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat," Lily menjelaskan.
Terlebih, penyakit tidak menular termasuk kanker tidak hanya banyak menyerang masyarakat perkotaan, tapi juga merata pada masyarakat pedesaan.
Karena ini lebih banyak menyangkut kebiasaan pola makan yang mana jika diatur dengan baik dapat mencegah kanker hingga 80 persen. (ase)