Kurangi Asupan Garam Bisa Cegah Kenaikkan Berat Badan
- Pixabay/kaboompics
VIVA.co.id – Apakah tubuh Anda terasa berat, seperti naik berat badan terlalu banyak atau merasa kembung? Maka Anda perlu waspada pada asupan garam sehari-hari.
Kandungan sodium atau natrium dalam garam adalah hal utama yang membantu mempertahankan air dalam tubuh. Ini alasan mengapa Anda cenderung terus-terusan naik berat badan.
Ketika tingkat natrium tinggi, maka olahraga dan diet, serta kalori dalam tubuh tidak bisa berkurang. Namun, garam juga tidak boleh benar-benar dihilangkan dari asupan Anda. Anda harus memastikan bahwa garam dikonsumsi dalam jumlah yang sedang.
Menurut berbagai lembaga gizi di seluruh dunia, telah menyatakan bahwa sekitar 2,4 miligram natrium setiap hari diperlukan. Mengonsumsi lebih dari jumlah tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan orang.
Berikut makanan yang harus dihindari untuk mengurangi asupan garam sehari-hari Anda, seperti dilansir laman Boldsky.
Hindari makanan dan minuman kaleng
Makanan dan minuman kaleng mengandung natrium, dan hal yang terbaik adalah menghindari makanan serta minuman tersebut. Ini juga adalah makanan utama yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Hindari makanan olahan
Keripik dan makanan olahan lainnya tinggi akan kandungan natrium. Oleh karena itu, yang terbaik adalah menghindari makanan olahan.
Kurangi makan luar
Ini merupakan pilihan yang lebih baik untuk memiliki makanan yang dimasak di rumah. Anda tidak akan pernah tahu kandungan natrium dari masakan yang dijual di luar.
Makan banyak buah dan sayur
Buah-buahan dan sayuran tidak mengandung natrium. Namun, ketika dimasak, pastikan Anda hanya sedikit memasukan garam pada masakan Anda.
Cek pada label produk yang dijual
Periksa label pada makanan yang Anda beli. Lihatlah berapa banyak natrium yang terkandung pada makanan atau minuman tersebut. Jika mengandung tinggi natirum, maka yang terbaik adalah menghindarinya.
Bahaya Kekurangan Garam Ternyata Mengerikan
Kelebihan maupun kekurangan (defisiensi) Natrium atau garam berisiko menjadi gangguan kesehatan. Apa saja bahayanya?
