Polusi Udara Bisa Picu Gagal Ginjal

Ilustrasi ginjal.
Sumber :
  • wikybrew

VIVA.co.id – Sebuah penelitian menunjukan bahwa paparan polusi jangka panjang akan membahayakan ginjal, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penemuan ini menunjukkan bahwa polusi udara akan meningkatkan perkembangan kelainan imun pada ginjal (membranous nepropathy) yang dapat memicu timbulnya gagal ginjal.

Hati-hati, Spons Cuci Piring Bisa Sebabkan Gagal Ginjal

Paparan jangka panjang polusi udara tingkat tinggi  atau Particulate Meter (PM) 2.5, dikaitkan dengan meningkatnya risiko terkena membranous nepropathy. Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa semakin sering Anda terpapar polusi udara maka semakin tinggi pula risiko terserang penyakit saluran pernapasan dan penyait kardiovaskuler.

Untuk mengetahui bagaimana tingkat polusi udara (PM) dapat memengaruhi kesehatan ginjal, para peneliti mengamati biopsi ginjal yang dikumpulkan selama 11 tahun lalu dari 71.151 pasien dari 938 rumah sakit di China dari segala kelompok usia.

Alat Dialyzer Diproduksi Lokal, Pasien Gagal Ginjal Tak Perlu Jauh-jauh Cuci Darah

Ginjal yang berasal dari wilayah dengan level polusi udara yang tinggi memiliki tingkat membranous nepropathy yang tinggi. Rata-rata, tingkat perkembangan penyakit ini meningkat 13 persen setiap tahunnya.

"Penemuan utama kami adalah membranous nepropathy meningkat dua kali lipat selama dua dekade akhir di China. Kami menemukan bahwa peningatan tersebut berkaitan dengan penyebaran polusi udara yang ada di setiap wilayah," ujar Fan Fan Hou dari China's Southern Medical University.

Imbauan Menkes Agar Anak-anak Terhindar dari Gagal Ginjal: Kurangi Konsumsi Gula dan Minuman Manis

Penemuan yang dimuat di Journal of American Society of Nephrology (JASN) itu memperlihatkan bagaimana polusi udara dapat memengaruhi perkembangan penyakit ginjal di daerah urban.

Ilustrasi gambar anak yang sedang mengkonsumsi makanan cepat saji

Kasus Diabetes Anak Melonjak, Dokter Ungkap Jajanan Ini Bisa Jadi Sebab Obesitas Hingga Gagal Ginjal

Dokter spesialis anak, dr. William Cheng, Sp.A, mengatakan jajanan yang juga dikategorikan sebagai ultra processed food harus dikontrol agar tak dikonsumsi berlebihan.

img_title
VIVA.co.id
22 Oktober 2024