Penting untuk Orang Tua Mengenali Emosi Anak Usia Prasekolah
- Pixabay
VIVA.co.id – Bukan hal yang mudah memahami kondisi psikologis anak. Banyak hal yang harus dilakukan oleh orangtua agar mengerti banyak hal tentang buah hatinya.
Menurut Psikolog Saskia Rosita, M.Psi, ada empat emosi dasar yang harus dikuasai anak di usia 2-3 tahun, yaitu marah, takut, sedih, dan senang.
"Dia harus bisa mengenali kalau orang sedih matanya menangis misalnya. Ketika anak sudah bisa identifikasi, saat melihat temannya menangis dia bisa kenali anak itu sedih, kalau sedih berarti aku harus menghibur dia. Itu menyangkut perkembangan empatinya," ujar Saskia saat ditemui media di acara Health Agents Awards di Jakarta, Selasa, 19 Juli.
Ketika dia sudah lebih besar lagi dia pun akan mengenali lagi beragam emosi lainnya seperti kecewa dan sebagainya.
Mengenali emosi pada usia prasekolah atau playgroup bisa dilakukan dengan cara sesederhana memberi nama pada emosi di buku bergambar. Ketika mereka sudah mengetahui dan mengenali emosi, kemudian anak akan belajar mengenali apa yang menyebabkan emosi itu.
"Kalau dia bisa mengenali emosinya dia bisa belajar mengatasinya. Misalnya saat dia marah, kalau tidak bisa meregulasi emosinya dia akan tantrum atau memukul temannya, atau bahkan marah-marah sama ibunya. Dia nggak tahu bagaimana cara yang baik untuk mengekspresikan emosi," imbuh Saskia.
Karena itulah, saat anak masih di usia prasekolah dia harus bisa mengenali emosi. Ketika memasuki usia sekolah dasar, anak akan belajar bagaimana meregulasi emosi.
Membicarakan emosi memang masih menjadi hal yang tidak biasa dilakukan masyarakat Indonesia. Kebanyakan orangtua bahkan hanya memberikan perintah pada anak, misalnya ketika anak menangis, orangtua hanya menyuruh anak berhenti menangis atau ketika anak marah, orangtua melarang agar anak tidak boleh marah.
Padahal, kata Saskia, saat anak marah itu penting bagi orangtua untuk mengajak bicara anak. Tanyakan padanya apa yang membuat mereka marah sehingga anak bisa mengidentifikasi apa penyebabnya.
"Kalau anak mengamuk, ajak dia berdiskusi mengenai dampaknya atau berikan dia ruang dan waktu untuk melampiaskan marahnya hingga tenang kemudian ajak bicara," kata Saskia.
(ren)