Belajar dari Kasus Arya, Orangtua Harus Konsisten dan Tegas
- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA.co.id – Kisah bocah 10 tahun yang mengalami obesitas hingga bobotnya mencapai 190 kilogram kini menyedot perhatian publik. Bocah bernama Arya Permana itu diketahui mengalami kenaikan berat badan drastis, karena sering mengonsumsi minuman kemasan dan mi instan.
Menurut pengakuan sang ayah, Ade Somantri, Arya kerap menangis jika keinginan untuk makan dan minum minuman kemasan tidak diturutinya. Ade pun terpaksa memenuhi keinginan Arya agar buah hatinya tenang.
Apa yang dialami Arya bisa menjadi pelajaran penting bagi para orangtua. Memenuhi segala keinginan anak belum tentu baik bagi mereka.
Menurut psikolog anak Anita Chandra, M.Psi, kontrol orangtua menjadi hal penting dalam menghadapi anak yang penuntut.
Anak yang tantrum ketika keinginannya tidak terpenuhi berkaitan dengan masalah perilaku. Anita menuturkan, perilaku bisa dibentuk melalui prinsip ABC yaitu antecedents atau pencetus, behaviour atau perilaku, dan consequences atau konsekuensi.
"Misalnya, ketika anak meminta botol minuman, kemudian orangtua tidak memberi. Lalu, dia tantrum atau mengamuk dan orangtua memberikan apa yang diinginkannya, dia melihat itu sebagai konsekuensi dan mengulang lagi menjadi behaviour," kata Anita kepada VIVA.co.id Jumat, 15 Juli 2016.
Untuk itu, saran Anita, orangtua harus mengambil kontrol dengan bersikap tegas dan konsisten. Jika orangtua konsisten tidak selalu memenuhi keinginan anak ketika dia tantrum, secara perlahan perilaku itu akan menurun.
Selain itu, sikap konsisten ini harus didukung oleh lingkungan sekitar. Jangan sampai ketika orangtua tidak memberi, tapi nenek atau kakek memberi, anak akan memanfaatkan itu sebagai peluang.
Menghadapi anak tantrum pun orangtua harus bisa menanganinya dengan baik. Sebaiknya bawa anak ke tempat yang aman dan tidak ada sesuatu yang bisa melukainya ketika dia mengamuk.