Studi: Pemanis Buatan Buat Tubuh Ingin Terus Makan
- Pixabay
VIVA.co.id – Para peneliti telah mengidentifikasi jaringan kompleks dalam otak yang telah mengungkapkan, mengapa pemanis buatan bukan cara yang baik untuk langsing. Pemanis buatan adalah pengganti gula yang memberikan rasa manis seperti gula, tapi kurang mengandung energi makanan.
Dilansir laman Boldsky, menurut para peneliti, sistem otak merespons pemanis buatan tidak cukup memberikan energi, sehingga meningkatkan nafsu makan dan mendorong hewan untuk makan lebih banyak, kata studi yang dilakukan pada tikus dan lalat buah.
"Pemanis buatan dapat benar-benar mengubah cara hewan merasakan manisnya makanan mereka, dengan perbedaan antara tingkat kemanisan dan energi untuk meningkatkan konsumsi kalori," kata pemimpin penelitian Greg Neely, Associate Professor di University of Sidney di Australia.
Temuan menunjukkan bahwa di dalam pusat reward otak, sensasi manis terintegrasi dengan kandungan energi. Untuk penelitian ini, lalat buah terkena makanan yang dicampur dengan pemanis buatan untuk waktu yang cukup lama (lebih dari lima hari). Lalat itu kemudian ditemukan mengonsumsi 30 persen lebih banyak kalori daripada ketika mereka diberi makan manis alami.
Tikus yang mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan selama tujuh hari, ditampilkan mendapatkan peningkatan yang signifikan dalam mengonsumsi makanan, dan jalur saraf yang terlibat sama seperti lalat buah.
"Konsumsi pemanis buatan yang banyak sebenarnya meningkatkan intensitas manis, dan hal ini kemudian meningkatkan motivasi semua hewan untuk makan lebih banyak," kata Neely dalam karyanya yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism.