Studi: Mengemut Ibu Jari Turunkan Risiko Alergi Anak

Ilustrasi anak
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Menurut sebuah penelitian terbaru, diketahui bahwa anak yang suka mengemut ibu jari dan menggigit kukunya memiliki risiko mengalami alergi yang lebih rendah. Temuan ini mendukung hipotesis higienitas yang mengatakan kalau alergi sebagian besar disebabkan karena anak-anak yang kurang terpapar kuman di usia dini karena nantinya mereka akan berada di alam terbuka.

Intervensi Nutrisi Tingkatkan Kesehatan Anak yang Kekurangan Gizi

Ada sejumlah teori dan mitos mengenai kenapa jumlah anak yang memiliki alergi terus bertambah dalam beberapa dekade terakhir. Menurut laman The Independent, para peneliti menemukan bahwa 45 persen dari anak usia 13 tahun setidaknya memiliki reaksi ringan terhadap alergen seperti kucing, anjing, tungau debu, rumput, kuda, dan jamur di udara.

Namun, diantara anak-anak tersebut yang saat kecil suka mengemut ibu jari dan menggigit kuku mereka, tingkat alerginya menurun 31 persen. Jika mereka punya salah satu dari kebiasaan itu, penurunannya bahkan mencapai 40 persen.

Kini Hadir Cara Mudah Pantau Kesehatan Anak

Meski begitu, kedua kebiasaan itu sepertinya tidak memiliki dampak dalam kemungkinan seorang anak akan mengalami asma atau alergi serbuk bunga.

Salah satu peneliti dari McMaster University di Kanada, Profesor Malcolm Sears mengatakan, "Penemuan kami ini selaras dengan teori higienitas yang menyebutkan bahwa paparan dini pada kotoran dan kuman dapat mengurangi risiko alergi."

Bukan Hanya Vitamin! Zat Besi Jadi Kunci Cegah Anemia pada Ibu Hamil dan Balita

"Kami tidak menganjurkan para orangtua untuk mendorong kebiasaan ini pada anak, tapi ada sisi positif dari kebiasaan ini," ujarnya.

Gagasan dari penemuan ini adalah anak yang memasukkan jari mereka ke mulut dapat meningkatkan peluang mereka terpapar mikroba yang mempengaruhi perkembangan sistem kekebalan tubuh mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh para akademisi di Dunedin School of Medicine di Selandia Baru bersama Profesor Sears ini menemukan bahwa hal tersebut akan terus bertahan hingga dewasa dan tidak terpengaruh apakah ada perokok di rumah, memiliki kucing atau anjing, atau terpapar tungau debu rumah.

Penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Pediatrics.

Ilustrasi imunisasi.

Ini Cara Mengatasi Tantangan Imunisasi di Daerah dengan Akses Terbatas

Imunisasi bukan hanya melindungi individu yang divaksinasi, tetapi juga menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity).

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024