Tidur Nyenyak Mampu Tingkatkan Intelektualitas Wanita
- pixabay/unsplash
VIVA.co.id – Sebuah penelitian baru-baru ini mengatakan, bahwa memiliki jam tidur malam yang cukup mampu meningkatkan kekuatan otak bagi perempuan, sementara laki-laki lebih mendapatkan manfaatnya ketika tidur siang,
Seorang ilmuwan di Max Plannck Institute di Munich telah menganalisa, pola tidur 160 orang dewasa, dan mempertimbangkan bagaimana tidur bisa memengaruhi kapasitas intelektual. Penelitian ini juga dipresentasikan di Forum of of Neuroscience di Kopenhagen.
Peneliti juga memonitor pola tidur kohort, serta melakukan tes kecerdasan pada mereka untuk menilai tingkat penalaran dan pemecahan masalah. Dilansir dari The Independent, mereka memonitor aktivitas tidur, dan juga memperlihatkan kerja dan aktivitas otak untuk mempertimbangkan hubungannya dengan bentuk tidur yang berbeda, dan juga referensi gender yang berbeda.
Peneliti menemukan bahwa aktivitas tidur yang berhubungan dengan score IQ yang tinggi bisa meningkat saat wanita tidur nyenyak dan masuk ke dalam mimpi yang dalam. Untuk laki-laki tidak ada korelasi yang ditemukan untuk mimpi yang dalam.
Bagaimanapun, analisis aktivitas otak laki-laki juga menemukan stimulasi yang sama, yang muncul ketika mereka tidur siang.
Profesor Martin Dresler juga mengatakan, bahwa hasil mereka menunjukkan adanya keterkaitan antara aktivitas tidur dan intelijensi lebih kompleks dari yang pernah kita bayangkan hingga sekarang.
“Ada banyak faktor yang memengaruhi dalam kemampuan intelektual, dan tidur hanya salah satu di antaranya. Penelitian yang lebih besar untuk pria dan wanita, memberikan kami kerangka yang lebih luas untuk penelitian tahap selanjutnya yang akan melibatkan perbedaan dalam pola tidur individual,” katanya
Awal tahun ini, para peneliti di Loughborough University Sleep Research Centre menemukan wanita mungkin perlu lebih banyak tidur karena otak mereka lebih kompleks daripada laki-laki. Profesor Jim Horne, yang telah meneliti masalah ini mengatakan: "Wanita cenderung tugas ganda, mereka melakukannya secara sekaligus dan fleksibel, sehingga mereka menggunakan lebih banyak otaknya daripada pria. Karena itu, kebutuhan tidur mereka lebih besar. "