Survei: Gay, Lesbian Lebih Banyak Alami Masalah Kesehatan
- REUTERS/Gonzalo Fuentes
VIVA.co.id – Kalangan gay, lesbian, dan biseksual dilaporkan memiliki lebih banyak masalah kesehatan dibandingkan dengan mereka yang berpasangan normal atau heteroseksual. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Health Interview Survey pada 2013 dan 2014.
Dilansir dari laman Reuters, National Health Interview Survey diluncurkan sejak tahun 1957 itu juga memberikan pertanyaan seputar orientasi seksual. Tercatat sebanyak 69 ribu koresponden dewasa mengikuti survei tersebut.
Para peneliti menulis dalam JAMA Internal Medicine pada 28 Juni 2016, kalangan gay, lesbian dan biseksual dilaporkan mengalami gangguan kesehatan fisik dan kesehatan mental, mengonsumsi alkohol dan rokok lebih tinggi, sehingga berpotensi mengalami stres lebih tinggi akibat dari diskrimisnasi interpesonal dan struktural.
Secara keseluruhan terdapat 67.150 responden heteroseksual, 525 lesbian, 624 gay dan 515 biseksual. Mereka yang mengikuti survei tersebut rata-rata berusia 47 tahun.
Gilbert Gonzales dan rekannya dari Vanderbilt University School of Medicine, Nashville menemukan bahwa dibanding dengan perempuan heteroseksual, lesbian 91 persen lebih mungkin mengalami gangguan kesehatan dibandingkan mereka yang normal.
Sementara itu, lesbian dan wanita biseksual sebesar 51 persen tercatat mengalami permasalahan kesehatan dua kali lipat lebih buruk dibanding wanita berorientasi seksual normal. Apalagi, kaum dengan orientasi seksual yang berbeda tersebut juga berpotensi lebih banyak mengonsumsi alkohol dan rokok.
Survei menunjukkan bahwa kaum gay dan lesbian melaporkan tekanan psikologis lebih buruk daripada kaum heteroseksual, dan biseksual merupakan kaum yang paling menderita.
Misalnya, hanya sekitar 17 persen dari laki-laki heteroseksual mengalami tekanan psikologis, sedangkan laki-laki gay sekitar 26 persen dan laki-laki biseksual mencapai 40 persen.
Demikian pula sekitar 22 persen perempuan heteroseksual memiliki tekanan psikologis moderat, dibandingkan dengan sekitar 28 persen wanita lesbian dan 46 persen perempuan biseksual.
Gonzales mengatakan bahwa kesenjangan kesehatan yang menimpa kaum nonheteroseksual, karena stres menjadi minoritas, dan penolakan dari masyarakat serta tidak memiliki akses menuju pernikahan. Adapun pernikahan sesama jenis di Amerika Serikat baru disetujui pada tahun 2015.
Dalam kajian Dr. Mitchell Katz disebutkan bahwa kesenjangan kesehatan dapat menurunkan dengan meningkatnya penerimaan masyarakat dan negara terhadap populasi minoritas seksual.