Studi: Ibu yang Bekerja Lebih Mungkin Punya Anak Gemuk

Ilustrasi anak obesitas.
Sumber :

VIVA.co.id – Penelitian menunjukkan bahwa anak yang ibunya bekerja, cenderung kelebihan berat badan dibandingkan dengan anak-anak lain. Para ekonom mengatakan, peningkatan obesitas pada anak dalam beberapa dekade terakhir, karena ada kenaikan pada angka pekerja wanita.

10 Fakta Operasi Bariatrik, Beri Harapan Hidup hingga Perbaiki Kesehatan Mental

Dilansir laman Daily Mail, mereka mengatakan ada bukti kuat terhadap tren tersebut, dan memberikan lebih banyak dukungan untuk ibu yang bekerja dapat membantu meningkatkan kesehatan pada generasi berikutnya.

Di seluruh dunia, tingkat obesitas telah naik dua kali lipat sejak tahun 1970-an, sekitar 200 juta anak-anak kelebihan berat badan pada 2014. Anak-anak di Inggris, adalah salah satunya, dengan hampir seperempat sudah kelebihan berat badan pada usia tiga tahun dan lebih dari seperlima mereka terlalu berat saat mulai sekolah. 

Jelita Ramlan Berhasil Turunkan Berat Badan dari 160 Kg Jadi 95 Kg, Ternyata Ini Rahasianya

Peneliti Denmark mengatakan, anak-anak ini mungkin makan lebih banyak junk food dan kurang masakan rumah, kurang berolahraga, dan menderita kurang tidur, yang semua hal tersebut dapat meningkatkan berat badan.

Namun, mereka menekankan solusinya dengan tidak memberhentikan ibu yang bekerja, tetapi memberikan mereka dukungan, seperti ulasan oleh ekonom Wencke Gwozdz yang meneliti seorang ibu yang bekerja dan anak obesitas dari seluruh dunia.

Bukan Dilarang, Ini Waktu Terbaik Konsumsi Gula agar Tak Gemuk dan Diabetes

Dr. Gwozdz dari Copenhagen Business School mengatakan, wanita yang menghabiskan banyak waktu di tempat kerja, mungkin memiliki sedikit waktu untuk berbelanja makanan dan memasak.

Hal ini bisa mengakibatkan mereka kurang mendapatkan makanan berkualitas di rumah. Peneliti mengatakan, "makan di luar rumah umumnya dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari obesitas, karena mereka sering makan yang tinggi lemak, gula, dan garam."

Anak obesitas dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan harapan hidup lebih rendah, bahkan ketika anak-anak menurunkan berat badan pada usia dewasa. (asp)

Ilustrasi sarapan sehat

5 Menu Sarapan Terburuk Menurut Ahli Gizi, Miris! Kebanyakan Dianggap Sehat

Sarapan memiliki banyak manfaat. Sebuah studi dalam Journal Medicine menemukan bahwa sarapan 7 kali dalam seminggu, mengalami penurunan risiko penyakit jantung.

img_title
VIVA.co.id
8 Januari 2025