Ketahui Gejala Gangguan Bipolar dan Dampaknya
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Gangguan bipolar mulai ramai dibicarakan saat ada beberapa selebritis terkenal, juga seniman yang diketahui menderita gangguan ini. Misalnya, artis cantik Catherine Zeta Jones, seniman ternama Vincent Van Gogh, dan di Indonesia sendiri semua orang mengetahui bahwa artis cantik Marshanda juga mengalami gangguan bipolar.
Gangguan bipolar adalah gangguan otak yang ditandai dengan perubahan suasana hati, pikiran, energi dan perilaku. Perubahan ini bisa sangat ekstrem, dari yang ekstrem sedih menjadi ekstrem mania atau gembira berlebihan.
Pergantian suasana hati ini dapat terjadi antara kutub manik dan depresif, yang sering berakibat fatal dan menyebabkan kecelakaan
"Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kejiwaan ditandai dengan perubahan suasana hati secara fluktuatif dan ekstrem," kata dokter Margarita M. Maramis, Sp.KJ(K), Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood Lainnya Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dalam acara Gangguan Bipolar vs Fenomena Bunuh Diri di Kota Besar di Jakarta Pusat, Rabu, 22 Juni 2016.
Perubahan ekstrem tersebut diikuti seluruh aspek mental lainnya secara harmonis, tergantung suasana hati tertentu yang sedang dialami.
"Saat dalam period manik, mood akan meningkat, terjadi peningkatan energi, cara bicara menjadi cepat, keras, vulgar, berirama, bermain kata lebih pada nada daripada konsep," katanya.
Lebih lanjut Marga menambahkan, dalam periode manik, orang akan memiliki perasaan sangat gembira, sangat optimistis, melakukan sesuatu tanpa pikir panjang atau impulsif, seperti ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan matang. Selain itu, aktivitas berlebihan, tidur kurang, makan tidak teratur atau berlebihan, nafsu seksual meningkat, mudah iritasi, semangat berlebihan, dan hiperaktif.
Sedangkan pada saat suasana hati menurun atau depresi, orang dengan gangguan bipolar akan merasa putus asa, adanya penurunan minat, motivasi, proses berpikir menjadi lamban, kurang ide, kurang semangat, tidak minat melakukan apa pun, dan sulit konsentrasi.
"Mereka akan merasa tidak berharga, pesimistis, tidak memiliki harapan, berpikrian negatif, nafsu makan menurun, dorongan seksual turun hingga berpikiran untuk bunuh diri," ujar dia.
Karena itu, dia mengatakan, penanganan gangguan bipolar sejak dini sangat penting dilakukan agar kasusnya tidak menjadi rumit, terutama terhadap konflik dan pemahamam kehidupan serta risiko bunuh diri, perilaku seksual, dan penggunaan obat-obatan terlarang.
"Untuk hubungan antar manusia, hal ini bisa menyebabkan konflik semakin parah, hingga kehilangan pekerjaan," tuturnya.