Tanya dan Kupas Tuntas Soal Diabetes di Sini
- VIVA.co.id/Rintan Puspitasari
VIVA.co.id – Penderita penyakit diabetes melitus di Indonesia cukup banyak. Menurut data Federasi Diabetes International (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8.554.155.
Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi penderita diabetes terbanyak ketujuh di dunia. Dan berdasar data klinik rawat jalan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) tahun 2011 menunjukkan bahwa kebanyakan pasien yang datang berobat pada umumnya telah mengalami beragam komplikasi kronis.
"73 Persen pasien diabetes di Indonesia tidak sadar dia diabetes. Jadi kalau ketemu 100 orang, 30 persen tahu kalau dia diabetes dan 70 persen tidak mengetahui. Mereka baru datang setelah muncul beragam komplikasi," kata Ketua Divisi Departemen Endokrinologi dan penyakit dalam FKUI/RSCM, dr. Em Yunir, SpPD-KEMD dalam pembukaan Poliklinik Edukasi Diabetes Melitus terpadu di RSCM, Jakarta Pusat, 8 Juni 2016.
"Dengan adanya poliklinik ini diharapkan mampu mendukung (pasien) dalam mengatur pola hidup yang lebih baik dan juga membantu pasien penderita, keluarga, dan masyarakat agar mereka bisa lebih paham tentang diabetes melitus dan tahu cara mengatasinya secara mandiri."
Poliklinik yang terletak di lantai dua bagian penyakit dalam RSCM ini merupakan hasil kerjasama Divisi Metabolik Endokrin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan Sun Life Financial Indonesia.
Poliklinik ini memiliki beberapa ruang, di antaranya ruang perawatan kaki, ruang gizi, dan ruang edukasi kelompok. Ruang edukasi kelompok ini bisa menampung 30 peserta atau pasien.
"Setiap Jumat akan ada edukasi kelompok dengan topik seputar diabetes. Kalau ingin tahu temanya bisa tanya terlebih dahulu. Untuk edukasi personal bisa dilakukan setiap hari," jelasnya.
"Edukasi yang benar, kan, 30 menit. Kalau seperti itu pasien lain bisa protes karena kelamaan. Jadi dengan adanya poliklinik ini, kita beri informasi singkat, detailnya bisa ke edukator. Mereka bisa diajarkan cara suntik insulin, menjaga insulin tidak rusak, sehingga mereka pulang dengan membawa pikiran yang jelas. Itu pentingnya edukasi." tambahnya lagi.