Bahaya Vaporizer, Bisa Picu Anak-anak Merokok
- Pixabay
VIVA.co.id – Bukan rahasia lagi jika rokok dapat menyebabkan berbagai gangguan penyakit mulai dari kanker, bahkan kematian. Beberapa bulan belakangan, muncul tren penggunaan personal vaporizer, sebuah alat yang mengubah cairan menjadi uap dengan berbagai varian rasa. Alat ini disebut-sebut sebagai alternatif pengganti rokok karena dianggap lebih aman. Namun benarkah demikian?
Dr Feni Fitriani, spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, menjelaskan bahwa vaporizer belum bisa dikategorikan aman karena kandungan nikotin dan zat-zat yang terdapat dalam cairan vaporizer belum terbukti keamanannya. Vaporizer menurutnya tetap mengandung bahan karsinogenik, yaitu bahan penyebab kanker yang mengendap di dalam paru-paru.
"Bahaya-bahayanya, kandungan nikotinnya tidak bisa dipertanggungjawabkan karena itu macam-macam produk rumahan dan ditambah lagi ada aroma tertentu. Tetap di situ ada bahan-bahan karsinogenik yang kalau dipakai jangka panjang tidak terjamin keamanannya," kata dr Feni saat ditemui di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu, 1 Juni 2016.
Menurut dr Feni, karena vaporizer bukanlah sebuah produk tembakau, bukan tidak mungkin penggunaan vaporizer juga menyentuh kalangan remaja bahkan anak-anak. Hal tersebut terjadi karena tidak atau belum adanya peraturan yang mengatur penggunaan alat ini. Anak-anak yang tidak bisa mengakses rokok bisa saja berpotensi menjadi perokok setelah mencoba menghisap alat ini.
"Concern-nya masyarakat luar karena itu bukan produk tembakau jadi enggak di-banned (dilarang) dan bisa dipakai sama anak-anak. Buat anak yang gak bisa akses rokok, jadi diajar merokok karena enggak dilarang. Anak-anak yang make vaporizer akan berpotensi menjadi perokok benaran, coba tiruan dulu, baru rokok benaran," imbuhnya.
Dr. Feni juga menambahkan bahwa pemakaian vaporizer juga tidak disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia. Alat tersebut bukanlah alternatif untuk berhenti merokok karena bisa berperan sebagai pengantar masuknya nikotin ke dalam tubuh.
"Kalau dari sisi kesehatan, kalau mau aman ya tidak merokok apapun itu sisha, vaporizer, yang katanya nikotinnya sedikit atau nol. Pada kenyataannya dari WHO itu bukan alat berhenti merokok dan itu tetap nikotin delivery, alat yang memasukan nikotin dalam tubuh. Itu tidak direkomendasi dari WHO," ujar dr Feni.