Pentingnya Mengamati Tumbuh Kembang Anak Secara Rutin
- Pixabay
VIVA.co.id – Permasalahan yang sering dihadapi anak Indonesia saat ini, seperti stunting atau tubuh pendek, kurang nutrisi, dan tumbuh kembang. Padahal masalah tersebut bisa diatasi dengan mengetahui sejak dini, yaitu pada masa emas anak di 1.000 hari pertama kehidupan.
"Pada usia 1.000 hari pertama kehidupan inilah penting untuk masa depan tingkat kecerdasan, imunitas, tumbuh kembang," kata dokter spesialis anak dan ahli tumbuh kembang anak, Dr dr Rini Sekartini, SpAK dalam sambutan peringatan Ulang Tahun ke-62 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Hari Anak Nasional di kantor IDAI Jaya, Salemba, Jakarta Pusat, 2 Juni 2016.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa masalah stunting pada balita masih cukup serius, dengan prevalensi mencapai 37,2 persen. Dan prevalensi balita gemuk juga tergolong tinggi, yaitu sebesar 11,9 persen.
Untuk itu, IDAI tahun ini mengadakan edukasi untuk orangtua pada 4 Juni 2016 di 72 rumah sakit di Jakarta dan sekitarnya, dengan mengusung tema Menuju Anak Indonesia Sehat, Tinggi dan Cerdas.
"Untuk mengetahui dan menilai pertumbuhan anak berjalan baik, anak perlu dipantau dengan mengukur, dan memastikan berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala, lalu dimasukkan data tersebut ke dalam kurva standar secara berkala setiap bulan pada usia 1 tahun, juga amati pertumbuhan fisik," tutur dia.
Hal tersebut juga di dukung pernyataan dari dokter tumbuh kembang anak, dr. Jenni K Dahliana, SpA, yang mengatakan bahwa pemantauan tumbuh kembang anak harus dilakukan secara rutin.
"Yang bisa dilakukan orangtua adalah memantau pertumbuhan dengan menimbang berat badan, pengukuran panjang, lingkar kepala. Kurang dari satu tahun lakukan setiap bulan, dan bila lebih dari setahun lakukan setiap dua atau tiga bulan," ujar dia.
Lebih lanjut Jenni menambahkan, edukasi seperti ini penting dilakukan untuk menyadarkan orangtua betapa pentingnya kesehatan anak usia di bawah 2 tahun, karena masa itu merupakan periode kritis atau critical period.
"Akan lebih mudah mengatasi kalau benar ada gangguan pada anak tersebut dan diketahui sejak dini. Sayangnya, angka kesadaran orangtua untuk memeriksakan tumbuh kembang anak sangat rendah," kata Jenni.
Sementara Rini menambahkan, hanya sekitar 44,6 persen yang melakukan pemeriksaan lebih dari empat kali pada anak usia 6 hingga 59 bulan, dan 34,3 persennya tidak pernah melakukan pemantauan tumbuh kembang. Dengan seminar ini diharapkan orangtua punya perhatian untuk memantau tumbuh kembang anak.