Pengaruh Tato Kecantikan pada Kesehatan

Ilustrasi bibir
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Riasan permanen yang ditato memang menghemat waktu, namun risiko yang didatangkan bisa sulit untuk dihilangkan. Riasan tersebut bisa berbentuk tato bibir dan alis. Tato ini membuat Anda tidak perlu lagi repot memoles ulang lipstik atau meratakan alis tiap hari.  

Waspada Banjir Susulan! Ini 6 Persiapan Penting yang Harus Dilakukan Warga untuk Mengantisipasinya

Dalam hal prosedur, sulam dan tato alis sama saja serta tidak berbeda, sama-sama menggunakan jarum. Namun, perbedaannya terletak hanya pada hasilnya. Jika sulam alis hanya bersifat semi permanen (kurang lebih 2 tahun akan pudar), sedangkan tato bersifat permanen.

Tapi, ketahuilah bahwa semua benda asing yang dilekatkan pada kulit dan bersifat permanen bisa mendatangkan risiko. Prosedur tato, sebenarnya relatif aman jika dikerjakan oleh profesional seperti dermatologis, kosmetologis, atau seniman tato bersertifikasi, dengan alat-alat yang steril.

Bayi Tabung dan Risiko yang Mengintai: Apa yang Harus Diketahui?

Namun jika tidak, akan sering menimbulkan risiko, seperti infeksi pada tempat yang ditato, menimbulkan penyakit menular seperti hepatitis B bahkan HIV. Selain itu, akan menimbulkan reaksi alergi pada seseorang yang ditato. 

Menurut dr. Deffy Leksani Anggar Sari dari Meetdoctor, jarum tato yang tidak steril dapat menularkan infeksi seperti hepatitis B. Selain itu, salon kecantikan yang tidak tersertifikasi kemungkinan bisa saja menggunakan tinta tato yang tidak layak diaplikasikan pada kulit, seperti tinta printer atau cat mobil.

Strategi Anti Boncos, Ini Panduan Pemula Agar Aman dan Legal Meraih Cuan
Gorengan, salah satu makanan pemicu kanker.

Hindari 6 Makanan Ini Saat Buka Puasa, Bisa Bikin Gemuk dan Menurunkan Daya Tahan Tubuh

Buka puasa merupakan momen yang paling dinanti usai seharian menahan lapar dan haus. Namun, kebiasaan mengonsumsi makanan kurang sehat saat buka puasa ada dampak buruk.

img_title
VIVA.co.id
6 Maret 2025