Hindari Jenis Obat Ini untuk Penanganan DBD
- ANTARA FOTO/Rony Muharrman
VIVA.co.id – Demam berdarah selalu jadi momok menakutkan bagi warga Indonesia. Penyakit ini menjadi penyakit musiman yang tak sedikit memakan korban jiwa. Meski hampir setiap tahun menjangkiti, tidak semua orang tahu obat apa yang tepat untuk menyembuhkan penderitanya dari sakit ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh GSK Consumer Healthcare Indonesia terhadap 1.000 responden, didapati 97 persen masyarakat Indonesia mengetahui tentang demam berdarah. Namun, sebanyak 65 persen dari mereka yang mengetahui DBD ternyata tidak mengetahui obat mana yang harus dihindari ketika mengidap DBD.
Satu dari tiga orangtua memberikan obat yang tidak tepat saat demam. Hanya 10 persen orang Indonesia yang mengetahui bahwa terdapat obat-obatan tertentu yang harus dihindari saat DBD.
Ada beberapa jenis obat yang harus dihindari saat mengidap DBS yaitu golongan obat Anti Inflamasi Non Steroid. AINS adalah golongan obat analgesik yang mengurangi rasa sakit, demam dan peradangan. Pada penderita DBD, obat AINS justru akan meningkatkan risiko gangguan lambung dan pendarahan.
Beberapa obat-obatan yang dihindari adalah Ibuprofen, Acetosal (asam asetilsalisilat), Asam Mefenamat, Steroid, Antibiotik dan AINS lainnya.
"Antibiotik juga tidak perlu karena biasanya dikasih untuk bakteri sedangkan DBD disebabkan oleh virus," kata dr Mulya Rahma Karyanti, MSc. Sp. A(K), dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat ditemui di Gedung PKK Melati Jaya, Selasa, 24 Mei 2016
Berdasarkan panduan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI, Parasetamol adalah satu-satunya obat yang disarankan untuk mengobati nyeri dan demam.
"Berikan parasematol pada penderita DBD. Rekomendasi Badan Kesehatan Dunia itu tidak boleh memberikan obat penurun panas yang lain, karena obat-obatan tersebut bisa meningkatkan iritasi lambung dan bersifat asam serta pencernaan makin bertambah berat," tambahnya.