Ketahui Hal Ini Sebelum Jalani Program Bayi Tabung
- Pixabay
VIVA.co.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 50 hingga 80 juta pasangan usia subur mengalami kesulitan dalam mendapatkan keturunan. Berbagai cara dilakukan untuk dapat mendapat momongan, salah satunya dengan melakukan program bayi tabung.
Namun, tidak semua orang dapat berhasil melakukan program ini. Beberapa hal harus diperhatikan mulai dari kondisi kesuburan suami dan istri bahkan usia.
Menurut dr. Irsal Yan dari Klinik Fertilitas Teratai, Jakarta, usia menjadi adalah salah satu faktor keberhasilan program bayi tabung. "Keberhasilan program ini lebih tinggi pada pasien berusia 20 hingga 30 tahun, sedangkan pada pasien wanita berusia 35 hingga 37 tahun, tingkat kesuburan sudah menurun begitu pula dengan kualitas sel telur," katanya saat ditemui Selasa, 3 Mei 2016, di bilangan Jakarta Pusat.
Selain itu, dr. Indra NC Anwar, SpOG menyarankan pasangan suami-istri usia produktif yang berhubungan secara teratur tanpa alat kontrasepsi namun belum dikaruniai keturunan, agar segera memeriksakan kondisi kesuburan ke dokter. Begitupula pada pasangan yang sudah berusia di atas 35 tahun, disarankan untuk melakukan pengecekan kesuburan setelah sudah melakukan hubungan suami-istri tanpa bantuan kontrasepsi.
Berdasarkan data, infertilitas karena faktor istri mencakup 45 persen. Sekitar 40 persen masalah terjadi pada saluran telur, ovulasi 15-25 persen, endometriosis 25 persen, mulut rahim 5 persen dan rahim 5 persen. Infertilitas karena faktor suami terjadi 40 persen yang biasanya bersumber dari masalah kelainan pengeluaran sperma, produksi pematangan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi bawaan, faktor antibodi, antisperma dan gizi. Sebanyak 10 hingga 15 persen infertilitas terjadi karena hal lain.
(ren)