Waspadai Penyakit Rabies yang Bisa Bahayakan Orang Lain

Ilustrasi vaksinasi anjing cegah rabies
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA.co.id – Beberapa tahun lalu, yaitu 2009 hingga 2012 terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di Pulau Dewata. Penyakit rabies atau anjing gila ini adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat, yang disebabkan oleh virus rabies.

Pembangunan Manusia dan Sadar Vaksinasi

Jangan dikira rabies hanya disebabkan oleh gigitan anjing. Karena, selain anjing, gigitan kera dan kucing juga perlu diwaspadai. 

"Rabies terjadi karena gigitan binatang, bisa anjing, kucing, monyet. Kalau digigit harus segera divaksinasi, dan itu hanya ada di sini (RSPI SS)," kata Dr. Rita Rogayah, SpP(K), (MARS), direktur utama RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (RSPI SS), dalam simposium Preventing Emerging Infections Disease: A Strategy for the 21th Century Overview, di Hotel Shangri-La, Jakarta, 11 Mei 2016.

Sukabumi KLB Rabies

Terdapat 9 provinsi yang bebas rabies, 5 di antaranya bebas historis, seperti Papua, Papua Barat, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, dan NTB. Sementara itu, 4 provinsi dibebaskan dari rabies, yaitu Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.

Berdasar data Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI tahun 2014, Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) tertinggi dari 2009 hingga 2013, yaitu di Provinsi Bali, NTT, yaitu di posisi 1 dan 2. Sementara itu, Sumatera Utara selalu di posisi lima.

Demokrat Dukung PPN 12 Persen Asal Tak Menyasar pada Kebutuhan Pokok Rakyat

Untuk rumah sakit rujukan penderita rabies, di wilayah Jabodetabek ada dua, yaitu RS Tarakan dan RSPI SS, sedangkan di Bali di RSUP Sanglah. Penanganan pasien rabies di RSPI SS berbeda dengan penanganan pasien lain. Ruangan isolasi mereka berbeda.

"Pasien dengan rabies harus diisolasi, kadang mereka seperti mengamuk. Dengan adanya ruang isolasi justru menjaga supaya dia tidak keluar dari ruangan. Ruangnya ada jeruji besi. Karena mereka bisa mengamuk, hingga menggigit orang lain," kata Dr. Rita.

Tapi, selama ini belum menemukan kasus yang seperti itu, dan vaksinasi diberikan dalam kurun waktu tertentu untuk mencegah rabies.

Kasus dengan gigitan binatang cukup banyak, paling tinggi ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tapi, tidak ada yang rabies, karena mereka setelah digigit langsung berobat.

Dr. Rita juga berpesan bagi mereka yang tidak mau segera berobat setelah digigit hewan. Harus pantau anjingnya, dalam kurun waktu beberapa hari anjingnya meninggal, itu bahaya. Kalau tidak mau berobat, anjingnya yang harus dipantau.

Gejala yang timbul pada kasus ini antara lain, demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan hingga takut minum, gelisah, takut air, takut cahaya, dan liur yang berlebihan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya