Bakteri Lebih Suka Menetap di Bagian Tubuh Ini
- Pixabay
VIVA.co.id – Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, setiap orang memiliki deretan bakteri yang hidup di kulit mereka. Bakteri ini menetap dan tidak berubah dari waktu ke waktu.
Seperti dilansir laman BBC, studi menemukan bahwa bagian kulit yang berminyak, seperti punggung dan telinga memiliki microbial fingerprints paling stabil. Bahkan, microbial fingerprints pada kulit yang kering sekalipun seperti telapak tangan juga relatif stabil.
Sementara itu, kaki merupakan area tubuh dengan microbial make-up yang paling banyak berubah. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor kebersihan masing-masing orang.Â
Seperti diketahui, kulit manusia merupakan rumah bagi berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus. Beberapa di antaranya tidak berbahaya dan bahkan bermanfaat. Namun lainnya terkait dengan gangguan kulit, seperti jerawat, psoriasis, dan eksim.
Oleh karena itu penelitian tentang bagaimana bakteri kulit berubah di seluruh tubuh dapat membantu menjelaskan mengapa eksim cenderung memengaruhi area yang lembap, seperti lipatan lengan. Adapun psoriasis umumnya terjadi pada area yang kering, seperti siku.Â
Meski demikian, masih belum jelas bagaimana komunitas bakteri, virus dan jamur yang terdapat pada kulit berubah dari waktu ke waktu dan bagaimana perubahan ini bisa memengaruhi kesehatan.Â
Microbial signatures
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Cell, ilmuwan mengambil sampel kulit dari 12 orang sehat. Sampel ini diambil tiga kali selama periode satu bulan hingga dua tahun, meliputi 17 area tubuh.
Heidi Kong dari National Cancer Institute dan Julie Segre dari National Human Genome Research Institute menemukan bahwa masing-masing individu yang sehat menyimpan microbial signatures yang unik meski terpapar sejumlah faktor, seperti baju, cucian, orang lain, dan lingkungan luar.
Meski demikian, stabilitas mikroba pada kulit berbeda di antara individu dan microbial strains, dengan di antaranya menunjukkan lebih banyak perubahan dibanding lainnya.
Di masa depan, ilmuwan berencana meneliti pasien eksim dan penyakit kulit lainnya untuk melihat bagaimana mikroba mungkin bervariasi dengan penyakit.
"Studi di masa depan dapat menggunakan pengetahuan tentang komunitas mikroba kulit yang relatif stabil pada orang dewasa yang sehat untuk memahami bagaimana berbagai eksposur atau penyakit dapat mengubah mikroba kulit ini," ucap Dr. Segre.