BPOM: Kondisi Keamanan Pangan Indonesia Masih Memprihatinkan
- VIVA.co.id/ Rintan Puspitasari
VIVA.co.id – Masyarakat selalu disuguhkan dengan pemberitaan bahaya makanan, juga minuman, baik karena ilegal, ataupun mengandung bahan makanan yang berbahaya.
Masalah seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun dari survei Global Security Index tahun 2015, hasilnya cukup mencengangkan, Indonesia dengan segala potensi, mutu dan keamanan pangan, berada di posisi enam dari delapan negara ASEAN.
"Dari pengawasan yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), temuan produk pangan tidak memenuhi syarat didominasi oleh bahaya dari mikrobiologi melebihi batas, ini karena sanitasi dan praktik higiene yang buruk, daripada bahan kimia," papar Roy Sparringa, Kepala BPOM dalam acara penandatanganan Kerjasama BPOM dan IPB, di Jakarta Timur, 15 April 2016.
Karena itu Badan POM tidak bisa hanya bekerjasama dengan Kementrian dan Lembaga yang bertindak sebagai pengawas dan pembina keamanan pangan, paradigma ini perlu diperbarui dengan cara melakukan pendekatan yang lebih proaktif, ilmiah dan membumi untuk masyarakat.
Badan POM berkomitmen untuk melakukan perubahan pesat akan paradigma yang telah menempel tersebut. Yaitu dengan mengubah paradigma yang semula menganggap pelanggan sebagai orang yang membutuhkan, menjadi klien ataupun pelanggan orang yang dibutuhkan, karena mereka yang bisa buat Indonesia sejahtera dengan pajak yang didapat.
“Kondisi keamanan pangan kita itu masih memprihatinkan, dan dengan keberadaan Pusat Kajian Kebijakan Keamanan Pangan (P3KP) itu seperti satelit yang bisa dengan mudah dan cepat menangkap apa yang terjadi di Indonesia," ujarnya.
Pengembangan food safety center of excellence di Indonesia dalam bentuk P3KP ini merupakan rintisan awal untuk meningkatkan keamanan pangan dengan memperkuat kebijakan dan regulasi dengan pendekatan ilmiah dan obyektif.
"P3KP ini nantinya bagaimana agar bisa mempercepat proses, termasuk kajian-kajian, bahan yang dikembangkan, pewarna, uji toksisitas. Dan bagaimana UMKM bisa berkompetisi bukan hanya di luar tapi juga di dalam negeri dengan adanya serbuan produk luar negeri."
Diakui pula oleh Rektor Institut Pertanian Bogor, Prof. Herry Suhardiyanto, bahwa banyak persoalan keamanan pangan berakibat secara langsung mengganggu kesehatan masyarakat, dan pada gilirannya masa depan seseorang akan terganggu dengan adanya hal seperti itu.
"Menjadikan jajanan yang di sekolah benar-benar aman adalah tantangan dan semoga dengan adanya kerja sama ini, keinginan tersebut bisa terwujud satu per satu," ujarnya.