Tips Perawatan Penderita Flu Singapura

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Penyakit Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) yang oleh masyarakat lebih dikenal sebagai flu Singapura, merupakan penyakit dengan pola musiman.

Jangan Panik Kalau Anak Kena HFMD, Begini Penanganannya Menurut Dokter

Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (KTM) sangat menular dan sering terjadi di musim panas. Di Amerika Serikat, penyakit ini cenderung terjadi setiap tiga tahun. Pola musiman terjadi di daerah beriklim sedang, dan puncaknya ada pada akhir musim panas dan awal musim gugur.

"Gejala yang tampak dari penyakit ini adalah demam tidak tinggi selama 2-3 hari, diikuti leher sakit (pharingitis), tidak nafsu makan, pilek, ruam di bagian mulut, tangan dan kaki, timbul vesikel yang kemudian pecah," jelas DR.dr.Rini Sekartini,SpAK dari RSCM pada VIVA.co.id, 13 April 2016.

Punya Tanda yang Mirip, Pahami Beda Lesi Flu Singapura dengan Cacar Air

"Tidak ada terapi spesifik, hanya saja konsumsi makanan yang cukup protein dan kalori untuk membantu proses penyembuhan penyakit, pastikan minum cairan dan istirahat cukup," kata Rini.

Dan untuk perawatan bagi penderita HFMD, Rini menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan

Cegah Meningitis, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai Orangtua dari Flu Singapura

1. Segera ke dokter untuk memastikan apakah anak atau penderita benar terkena HFMD.
2. Sebaiknya anak tidak bersekolah, untuk mencegah penularan.
3. Jaga kebersihan.
4. Pastikan anak mendapat istirahat cukup.
5. Beri asupan cairan yang cukup, untuk mencegah dehidrasi.
6. Berikan nutrisi yang sehat dan gizi seimbang. Pantangan makanan tidak ada.
7. Berikan obat-obatan untuk mengurangi gejala demam dan nyeri mulut.
8. Usahakan penderita tidak beraktivitas di luar rumah (sekolah atau kantor) selama tujuh hingga 10 hari setelah ruam muncul.

Ilustrasi virus.

HFMD Banyak Menyerang Anak di Bawah 10 Tahun, Ini Tanda-tanda yang Perlu Diwaspadai

Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan kenaikan kasus HFMD di seluruh provinsi pada awal 2024 yaitu sebanyak 6.500 kasus.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024