Obesitas Bakal Jadi Faktor Risiko Utama Diabetes
- Pixabay
VIVA.co.id - Diabetes melitus (DM) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor.
Berdasar Sample Registration System, diabetes mellitus dengan komplikasi termasuk ke dalam 10 penyebab kematian utama terbesar ketiga di Indonesia, setelah stroke dan penyakit jantung koroner.
Bahkan, penyakit ini telah menjadi salah satu penyakit tidak menular yang menjadi fokus dunia. Salah satu rencana aksi untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) yang dikeluarkan WHO adalah menghentikan pertumbuhan jumlah diabetes dan obesitas. Kedua faktor tersebut menjadi salah satu faktor risiko diabetes pada 2025.
Untuk itu penting meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa penyakit diabetes sebenarnya bisa dicegah, dengan cara mengenali faktor risikonya, dan melakukan deteksi dini.
"Bukan menunggu hingga gejala itu timbul, tapi cegah dengan deteksi dini dan kenali faktor risiko," papar pakar diabetes Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, dalam rangka Hari Kesehatan Sedunia "Beat Diabetes," di Pancoran, 5 April 2016.
"Rata-rata PTM tidak dirasakan sebelum timbul gejala, sehingga mereka rata-rata datang ke dokter sudah dalam kondisi kronis, komplikasi lebih parah," tutur Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, H.M. Subuh.
Faktor risiko yang perlu diwaspadai adalah orangtua atau yang masih berhubungan keluarga ada riwayat diabetes. "Baik itu paman, tante, nenek, kakek, kalau ada riwayat diabetes kita harus waspada, ibu saat melahirkan berat bayi lebih dari 4 kilogram," ujar Profesor Sidartawan.
"Bertubuh gendut, merokok, perut buncit, tensi tinggi, makan tidak teratur, kurang aktivitas fisik, juga harus diaspadai," Subuh menambahkan.
Meski begitu, Subuh melanjutkan, bertubuh kurus tidak berarti bebas diabetes, karena kurus tapi perut buncit sama saja. "Harus waspada kalau lingkar perut di atas 90 sentimeter," tuturnya.