Ini Gejala Anak Alergi Susu Sapi
- Pixabay
VIVA.co.id - Alergi merupakan suatu reaksi yang berbeda atau menyimpang dari normal terhadap berbagai rangsangan zat dari luar tubuh. Beberapa alergi ada yang bisa hilang di usia tertentu, seperti alergi susu sapi.
Alergi susu sapi seringkali membuat orang tua pusing tujuh keliling, karena harus mencari alternatif lain yang biasanya jauh lebih mahal.
"Alergi pada anak perlu segera disembuhkan, karena jika terlambat mengetahui dan mengobatinya, alergi akan memengaruhi tumbuh kembang anak," ujar Konsultan Tumbuh Kembang Anak RSCM, DR. Dr. Rini Sekartini, SpA(K) pada acara Nutritalk: Gizi di Awal Kehidupan, di Cikini, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Maret 2016.
Oleh karena itu, menurut dia, penting bagi orang tua mengetahui gejala yang mungkin timbul pada anak, karena alergi terhadap protein susu sapi agar bisa segera diobati.
Gejala yang muncul pada si kecil yang alergi terhadap protein susu sapi dibagi menjadi tiga gejala. Gejala pada kulit, yaitu berupa bentol merah gatal. Gejala dermatitis atopik itu sering muncul pada anak alergi adalah bentol merah berisi cairan, kulit kering, dan gatal.
Untuk gejala pada saluran napas, perhatikan apakah anak tersebut mengalami bersin disertai gatal di hidung, hidung tersumbat, ingus encer, batuk berulang, gejala asma seperti sesak napas dan napas berbunyi. Sementara itu, gejala pada saluran cerna ditandai dengan muntah, kolik (perut nyeri, sakit karena terlalu banyak menelan udara), diare, BAB disertai tinja berdarah.
"Jika dengan melalui berbagai tes terbukti alergi pada protein susu sapi maka ibu harus mengganti dengan susu formula untuk pengobatan yang hidrolisat ekstensif," papar Prof. Budi Setiabudiawan, Konsultan Alergi-Imunologi Anak Universitas Padjadjaran.
Profesor yang juga bekerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tersebut juga mengatakan bahwa para ibu sering menganggap susu seperti ini mahal. Namun, jika anak sudah jelas risiko alergi, dan tidak diberi pencegahan karena alasan mahal, justru akan menyebabkan anak alergi dan sering sakit.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa air susu ibu (ASI) tetap terbaik, karena kandungan alergen dalam ASI sangat sedikit, sehingga menginduksi toleransi. Kendati begitu, susu formula hanya disarankan jika ibu tidak bisa menyusui karena alasan medis.