Sanitasi Buruk Bisa Sebabkan Anak Tumbuh Pendek
- Pixabay
VIVA.co.id - Stunting (pendek) merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan indikator tinggi badan menurut umur. Belum lama ini, pemerintah baru saja mengumumkan jumlah anak stunting di Indonesia turun menjadi 29,0 persen dari yang sebelumnya mencapai 37 persen.
Hal ini tentu saja cukup membanggakan, karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa, dan diharapkan mereka generasi yang sehat, cerdas dan tumbuh tinggi.
Sebelum lebih jauh, sebenarnya apa sih anak stunting itu? Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Namun ada lagi faktor penyebab lain yang bisa mengakibatkan terjadinya stunting pada anak, yakni sanitasi buruk.
"Jika sanitasi di Indonesia berada pada kondisi baik maka ada sekitar 9 juta anak-anak Indonesia terselamatkan dari permasalahan stunting," kata Direktur Kesehatan Lingkungan, Imran Agus Nurali, dalam Puncak Peringatan Hari Gizi Nasional, 22 Maret 2016, di Balai Kartini, Jakarta Selatan.
Hal ini dikarenakan adanya hubungan positif antara penyediaan air minum, perbaikan sanitasi, dan atau higienis berbanding lurus dengan pertumbuhan fisik.
"Akses terhadap sanitasi yang baik berkontribusi dalam penurunan stunting sebesar 27 persen," kata Imran menambahkan.
Antara 17 - 27 persen risiko stunting berkurang dengan adanya perbaikan air minum dan sanitasi. Keluarga yang mempunyai akses jamban dikaitkan dengan keluarga yang melakukan BABS mengurangi kemungkinan stunting sebesar 23 - 44 persen pada anak-anak usia 6-23 bulan.
Direktur Bina Gizi Kemenkes RI Doddy Izwardi mengatakan, perbaikan gizi perlu adanya intervensi sensitif atau non kesehatan. "Upaya perbaikan gizi bukan hanya yang bersifat intervensi spesifik atau kesehatan, namun juga diperlukan intervensi sensitif atau non kesehatan."
Salah satu intervensi sensitif adalah penyediaan air bersih dan sanitasi.