Kuman Penyebab Maag Banyak Ditemukan di Samosir

Ilustrasi sakit maag
Sumber :

VIVA.co.id - Tidak banyak yang tahu, bahwa sakit maag bisa disebabkan  kuman yang ditemukan Prof Barry James Marshall, Helicobacter pylori atau H pylori. Kuman ini bisa menyebabkan sakit lambung, luka, tukak, hingga kanker lambung.

Tips Redakan Asam Lambung untuk Lansia
Secara umum, hampir 50 persen masyarakat dunia terinfeksi kuman H pylori. Namun, dibandingkan negara Asia lainnya, kasus infeksi di Indonesia jauh lebih rendah.
 
Bahaya Maag Kronis yang Bisa Picu Tukak Lambung
Di India, kasus infeksi kuman tersebut ditemukan sebanyak 80 persen, Korea 40 persen, China 47 persen dan Jepang 55,4 persen. Di Indonesia sendiri kasusnya sebanyak 10,2 persen, dengan penelitian di Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.
 
Cara Alami Atasi Sakit Maag
Dari pemeriksaan dengan metode biopsi di lambung, angka kejadian rata-rata adalah 22,1 persen dari 267 pasien, atau satu dari lima orang yang diteliti memiliki kuman ini dalam lambungnya.
 
Penelitian dilakukan di beberapa kota dengam beragam suku bangsa. Dan ternyata angka kejadian infeksi karena kuman H pylori ini berbeda.
 
"Faktor suku berpengaruh, dimana suku Batak, Bugis, dan Papua memiliki angka kejadian lebih tinggi, dari angka kejadian rata-rata di Indonesia," ujar Ketua Kelompok Studi Helicobacter pylori Indonesia Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia, Dr. Ari Fahrial Syam, yang ditemui usai Guest Lecture di RSCM, Jakarta Pusat, Selasa 15 Maret 2016.
 
Ari menjelaskan, melihat dari kebiasaan dan agama, orang Samosir dan Batak memiliki kebiasaan makan, minum alkohol dan agama yang sama, namun jumlah kasus infeksi kuman H pylori di Samosir jauh lebih banyak yaitu 60 persen, jika dibandingkan dengan di Gunung Sitoli yang hanya tujuh persen. Sedangkan suku Bugis di Jakarta Utara, memiliki jumlah yang sama dengan Suku Bugis di Makasar.
 
Penemuan di Indonesia ini berbeda dengan yang diungkapkan  Barry Marshall, yang mengatakan bahwa kuman ini berkaitan dengan higienitas, air, sanitasi dan masalah lainnya.
 
Penelitian kuman tersebut pun masih akan terus dilakukan, ke depannya setelah endoskopi di 15 kota, diantaranya Jakarta, Medan, Aceh, Gunung Sitoli, Nias Samosir, Surabaya  Pontianak, Manado, Makasar, Papua.
 
Dokter Ari nantinya juga akan mengunjungi Maluku untuk melakukan penelitian, dan dengan akan dibangunnya The Marshall Center, yang akan fokus pada penelitian kuman ini dan penyebab infeksi lainnya, diharapkan ke depannya akan ditemukan informasi lebih lengkap tentang bakteri ini.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya