Yogyakarta Absen Gelar Pekan Imunisasi Nasional Polio
- ANTARA/Noveradika
VIVA.co.id - Meski jumlah kasus polio di Indonesia menurun, namun demi memberi perlindungan optimal dan merata pada generasi penerus bangsa, pemerintah akan menggelar imunisasi tambahan atau Pekan Imunisasi Nasional (PIN) pada 8-15 Maret 2016 di seluruh wilayah Indonesia.
Â
Sebab, menurut para ahli, Indonesia dikategorikan wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadi penularan virus polio dari negara lain.
"PIN tidak melihat sudah pernah diberikan atau belum, semua balita usia 0 hingga 59 bulan yang dalam kondisi sehat harus di imunisasi," kata Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F. Moeloek, dalam temu media Ayo Sukseskan PIN Polio Tahun 2016 di kantor Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 4Â Maret 2016.
Meski dilaksanakan serentak di 32 provinsi, namun Bali menunda pelaksanaan PIN menjadi tanggal 15 hingga 22 Maret 2016, dengan jumlah kabupaten/kota kurang lebih sebanyak sembilan kabupaten/kota.
Â
Sedangkan Yogyakarta, karena telah menggunakan vaksin polio yang telah dimatikan, dan diberikan dengan cara suntik atau IPV, maka Yogyakarta tidak melaksanakan PIN polio.
Polio merupakan penyakit pada susunan saraf pusat, yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit ini biasanya menyerang anak usia di bawah 15 tahun.
Kasus polio di Indonesia kembali muncul pada tahun 2005, setelah selama 10 tahun tidak memiliki kasus polio. Kasus tersebut ditemukan di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi dan berkembang cepat menjadi kondisi luar biasa (KLB), yang menyerang 305 orang dalam kurun waktu 2005 hingga 2006 awal.
Kasus polio terakhri ditemukan di Aceh Tenggara, Naggroe Aceh Darussalam, pada 20 Februari 2006. Melihat lagi kebelakang, meski sudah tidak ada kasus polio, namun adanya kemungkinan impor penyakit dari negara lain menjadi alasan dilakukan PIN.