Orangtua Dinilai Belum Peduli Pendidikan Seksualitas Anak
- Pixabay
VIVA.co.id - Psikolog, Elly Risman mengatakan, orangtua di Indonesia belum peduli pada pendidikan seksualitas untuk anak. Akibatnya, anak-anak salah kaprah dalam memahami seks dan seksualitas.
"Kita abai pada pendidikan seksualitas untuk anak. Seks dan seksualitas beda. Seks alat kelamin, seksualitas bagaimana orang berpikir menunjukkan dirinya," kata dia dalam acara Indonesia Lawyers Club di tvOne.
Menurut Elly, dalam tahap perkembangan anak, aspek yang biasanya luput dari perhatian orangtua adalah perkembangan seksual. Sementara anak-anak mengalami dua masa kritis, yakni saat berusia tiga tahun dan saat pubertas.
Pada saat itu, dia mengatakan, anak-anak harus mendapat pemahaman yang benar mengenai jati dirinya. Misal, anak laki-laki diarahkan menjadi laki-laki, begitu juga perempuan harus diarahkan sebagai kaum hawa.
Sayangnya, banyak orangtua di negeri ini tidak memberikan pemahaman yang tepat mengenai hal tersebut. Bahkan, komunikasi yang terjalin antara anak dan orangtua cenderung satu arah dan tidak memberi informasi yang dibutuhkan.
"Komunikasi sangat berpengaruh, cara orangtua berkomunikasi dengan anak salah satu yang paling berbahaya. Memerintah, menyalahkan, membanding-bandingkan, berbohong, mengkritik berdampak bikin anak menjadi tidak berharga, konsep diri buruk dan dendam," ujarnya menambahkna.Â
Selain sikap yang tidak bijak, orangtua juga tidak mengenalkan ilmu agama yang benar, hubungan yang tidak dekat dengan ayah. Padahal, peran ayah dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak sangat signifikan dampaknya.
Faktor lainnya adalah pornografi yang berkembang dengan bebas di dunia maya. Jika anak dibiarkan leluasa bermain smartphone tanpa kontrol maka
berpotensi terpapar pornografi, di mana banyak informasi atau gambar terkait dengan lesbian, gay, biseksual dan trangender (LGBT).
"Yang dilihat anak kegiatan seks sejenis, masuk ke pusat perasaan dan membuat anak itu kecanduan. Mereka meniru, ingin tahu," ungkapnya.
Hal ini pada akhirnya berkembang menjadi bencana yang luar biasa. Karena itu, dia berharap orangtua dan pemerintah serta pihak terkait untuk lebih peduli pada perkembangan seksualitas anak demi masa depan generasi di masa depan.
"Kita bicara tentang 90 juta anak Indonesia berada di 90 ribu pulau berpenghuni. Perilaku seksual menyimpang sebaiknya tidak beralih ke orientasi seksual," kata Elly.
(mus)