Kisah Seorang Wanita Berjuang Melawan Kanker
Minggu, 14 Februari 2016 - 13:56 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Nuvola Gloria
VIVA.co.id - Dinda Nawang Wulan, seorang wanita berusia 40 tahun, mengisahkan pengalaman hidupnya selama lima tahun mengidap kanker payudara dan berjuang keras melawan penyakit mematikan itu. Dia kala itu berusia 30 tahun dan mengakui pola hidupnya berantakan sejak remaja. Stres berat karena pekerjaan memperparah kankernya.
Baca Juga :
Deodorant Picu Kanker Payudara?
"Dulu saya meerokok, clubbing (hura-hura di kelab malam), begadang, kena polusi udara, tidur cuma tiga jam, stres kerjaan saat tiga tahun sebelum sakit, dan stres karena putus cinta juga. Benar-benar pola hidup anak muda saat itu," kata Dinda kepada VIVA.co.id di Museum Nasional, Minggu, 14 Februari 2016.
Dinda tak pernah menyentuh ikan, sayur dan buah-buahan. Dia justru lebih memilih mengonsumsi daging dan makanan cepat saji yang kerap disebut junkfood. Tahun 2005 dia baru menyadari telah mengidap kanker setelah memeriksakan kesehatannya ke dokter. Berawal dari merasakan benjolan pada payudaranya sebelah kanan.
"Waktu itu ternyata sudah stadium I grade tiga dan ukurannya 1,7 mili. Saya menjalani kemo selama 1,5 tahun dan juga botak. Minum obat lima tahun enggak boleh berhenti, sampai tahun 2011 baru berhenti. Akhirnya mulai hidup sehat dengan makan sayur dan buahan, dan kembali berolah raga seperti sebelumnya," ujar wanita berambut pendek itu.
Selama menjalani kemoterapi, wanita yang pernah bekerja pada firma hukum atau kantor pengacara itu senang merias wajah sendiri dan orang lain. Dia membuka kelas merias untuk survivor kanker. Bahkan saat bekerja dalam kondisi kepala botak, dia cuek dan santai, demi kesembuhan.
"Tahun 2005 itu operasi pertama, dan kedua ternyata operasi getah bening, ada empat titik cancer. Awalnya takut kemoterapi, begini-begitu, tapi dijalani saja. Operasi lemak di perut untuk payudara sebelah kanan. Sekarang saya benar-benar jalani hidup sehat," ujar Dinda.
Dinda kini menjalani kehidupan sebagai pegawai kantor pada sebuah perusahaan migas ternama di Indonesia. Dia dan suaminya tengah menunggu momongan alias kelahiran bayi. Banyak hikmah dan pelajaran yang dia dapatkan selama mengidap penyakit kanker payudara.
"Banyak ketemu passion dalam diri sendiri. Pengalaman ini memengaruhi pola hidup saya sekarang. Makanya jangan sampai sakit kanker, ya, belum lagi biayanya. Cukup saya saja yang merasakan, teman-teman jangan," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selama menjalani kemoterapi, wanita yang pernah bekerja pada firma hukum atau kantor pengacara itu senang merias wajah sendiri dan orang lain. Dia membuka kelas merias untuk survivor kanker. Bahkan saat bekerja dalam kondisi kepala botak, dia cuek dan santai, demi kesembuhan.