Menderita Gara-gara Sikat Gigi Elektrik
- Corbis
VIVA.co.id - Bagi mereka yang sadar akan pentingnya penampilan, kebersihan rongga mulut tentu tak akan pernah lepas dari perhatian. Mereka yang suka tampil bersih, pasti selalu rutin membersihkan gigi.
Ini karena mereka yang peduli akan penampilan, rata-rata menyukai aroma napas segar, dan puas dengan kondisi gigi yang terasa halus saat disentuh lidah. Karena hal ini, banyak orang memilih sikat gigi elektrik untuk membuat rongga mulut selalu wangi, bersih dan segar.
Namun, di balik keampuhannya membersihkan kotoran di dalam mulut, sikat gigi elektrik ternyata bisa membawa bencana untuk kesehatan gigi.
Seperti yang dialami oleh wanita bernama Natasha Vigille. Setiap kali meneguk segelas air dingin, ia selalu meringis kesakitan. Tanpa disadarinya, ini terjadi karena efek penggunaan sikat gigi elektrik .
Dilansir Daily Mail, Natasha memang termasuk orang yang mencintai aroma napas segar. Karena itu, ia memilih sikat gigi elektrik untuk membersihkan kotoran di rongga mulutnya.
Tapi belakangan, ia merasa, pelindung atau enamel gigi semakin terkikis, giginya semakin sensitif dan seringkali merasa sakit saat mengonsumsi makanan atau minuman panas dan dingin.
Natasha yang bekerja sebagai pengasuh berusia 40 tahun, terpengaruh menggunakan sikat gigi listrik sejak tiga tahun lalu.
"Dulu saya merawat seorang wanita dengan masalah cerebral palsy pada saat itu. Dan saya selalu melihat dia membersihkan giginya dengan sikat gigi elektrik, dan itu tampak menakjubkan," kenang Natasha.
"Sebuah sikat gigi listrik tampak membersihkan giginya secara menyeluruh tanpa harus melakukan usaha keras seperti menggunakan sikat gigi biasa."
Natasha membeli satu dan mulai menggunakannya dua kali sehari. Setelah satu tahun, dia mulai melihat perubahan yang mengkhawatirkan.
"Pada gigi depan bawah saya, gusi saya terasa surut," katanya.
"Ini adalah ketika sensitivitas dimulai juga. Setiap kali saya minum sesuatu yang sangat panas atau dingin, sakitnya begitu terasa hingga ke mata."
Saat pergi ke dokter, ia ternyata dinyatakan menderita abrasi meskipun selalu membanggakan giginya yang sempurna.
Diagnosa dokter membuatnya terkejut. "Dia menyalahkan sikat gigi listrik saya," kata Natasha dari London.
"Saya termasuk orang yang rewel pada dokter gigi. Dan dokter gigi mengatakan, kemungkinan saya terlalu over menyikat. Menggunakan sikat terlalu keras atau menyikat lebih dari dua menit."
Cerita Natasha tidak jarang ditemui. Dan belakangan, sikat gigi elektrik memang banyak digunakan orang. Kasus kerusakan gigi Natasha juga menandai semakin banyaknya orang yang mengalami kerusakan gigi akibat penggunaan sikat gigi ini.
"Saya melihat peningkatan jumlah pasien dengan gigi abrasi dan masalah gusi setelah menggunakan gadget listrik yang kuat dengan cara yang salah, " kata Dr Beeta Salek-Haddadi, seorang dokter gigi kosmetik di Smile Solution, di London.
"Mereka menyikat terlalu keras dan cepat dengan sikat gigi listrik dan itu menyebabkan kerusakan."
Seperti deketahui, sikat gigi elektrik atau sikat gigi listrik diciptakan di Swiss pada tahun 1954 oleh Dr Philippe-Guy Woog, sikat gigi listrik ini sempat dielu-elukan sebagai inovasi besar.
Tidak hanya lebih efisien dalam menghilangkan plak, banyak dokter gigi mengatakan alat ini juga bisa mengurangi insiden gingivitis--- peradangan pada gusi yang dapat menyebabkan hilangnya gigi.
Tapi tidak semua orang yakin. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Periodontology pada 2003 sudah menyoroti masalah dengan sikat listrik. Mereka mengklaim itu praktis tapi tidak bagi mereka yang menggunakannya terlalu sering karena tekanannya terlalu keras.
Akibatnya, dokter gigi mulai melihat banyak pasien dengan kerusakan permanen enamel gigi dan gusi resesi. Dr Seema Patel, direktur klinis di Dental Elleven di London, mengatakan bahwa itu bukan sikat gigi listrik yang menyebabkan kerusakan, tetapi cara orang yang menggunakannya. "Hampir tidak ada orang yang bisa menggunakannya dengan benar," kata dia. (ren)