Waspada Virus Zika, WHO Nyatakan Darurat di Seluruh Dunia
- REUTERS/CDC/Cynthia Goldsmith/Handout via Reuters
VIVA.co.id - Organisasi Kesehatan Dunia-- WHO menyatakan bahwa wabah virus Zika sebagai kondisi darurat kesehatan masyarakat dunia. Virus ini pun dinilai tak bisa lagi diremehkan.
WHO pun memperingatkan pada dunia, virus ini harus diwaspadai dan menempatkan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk ini masuk dalam kategori yang sama seperti Ebola, yang menewaskan 11.000 orang di Afrika Barat.
Para ahli pun memperkirakan mungkin ada empat juta kasus virus, yang telah menyebar ke 23 negara, tahun ini. Dilansir Daily Mail, Direktur Jenderal WHO Dr Margaret Chan menyebutnya sebagai sebuah 'peristiwa luar biasa' dan menyerukan tanggapan internasional.
Apalagi, hingga saat ini, belum ada obat atau vaksin untuk melawan virus ini, yang diyakini menjadi penyebab bayi lahir dengan kondisi kepala abnormal, berukuran lebih kecil.
Para ahli sebelumnya dipanggil untuk menilai wabah Zika setelah mencatat hubungan antara wabah Zika di Brazil tahun lalu dan lonjakan jumlah bayi yang lahir dengan kepala abnormal berukuran kecil.
Para pejabat WHO memperkirakan bahwa sebanyak empat juta orang dapat terinfeksi virus Zika tahun ini. Peringatan ini direkomendasikan oleh komite ahli independen untuk badan PBB.
Pihak WHO juga menjelaskan hubungan antara virus Zika dan microcephaly-- suatu kondisi dimana anak memiliki otak terbelakang saat ini menjadi kejadian luar biasa. Ini, harus dijadikan alarm untuk masyarakat internasional.
Direktur Jenderal WHO Dr Margaret Chan juga mengatakan adanya hubungan kausal antara infeksi selama kehamilan dan microcephaly pada bayi yang diduga kuat menjadi bukti menyebarnya virus Zika walau belum terbukti secara ilmiah.
Wanita hamil telah diperingatkan untuk tidak bepergian ke daerah yang terinfeksi.
Dr Chan menyerukan, wanita hamil tidak bepergian ke daerah-daerah yang terinfeksi. Chan juga mengeluarkan tanggapan internasional yang terkoordinasi untuk menyelidiki dan memahami hubungan antara virus dan kondisi microcephaly.
"Saya sekarang menyatakan bahwa cluster baru-baru microcephaly dan kelainan neurologis lainnya dilaporkan di Amerika Latin, menyusul cluster yang sama di Polinesia Perancis pada tahun 2014, merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, "katanya.
Dr Chan juga mengatakan WHO khawatir mungkin ada potensi penyebaran internasional lebih lanjut dari virus ini, dan khawatir tentang kurangnya kekebalan terhadap virus di daerah yang baru terkena dampak Zika.
Saat ini, tidak ada vaksin, perawatan tertentu atau tes diagnostik kilat untuk mencegah Zika. Kondisi cuaca yang terkait dengan El Nino tahun ini juga dikhawatirkan dapat meningkatkan populasi nyamuk di banyak daerah.
"Faktor Meteorologi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kisaran global transmisi virus yang disebabkan oleh Aedes aegypti. Jika nyamuk ini semakin banyak, maka semakin berpotensi pula menularkan virus Zika," tambah Andrew Monaghan, seorang ilmuwan penelitian di University Corporation for Atmospheric Research.
El Nino biasanya membawa suhu hangat dan pola curah hujan bergeser ke Amerika Selatan sekaligus menciptakan kondisi yang dapat membantu populasi nyamuk dan penyakit yang mereka bawa untuk berkembang.
Dalam empat bulan terakhir, pemerintah Brasil telah mencatat hampir 4.000 kasus di Brasil di mana nyamuk penyebar virus Zika mungkin telah menyebabkan microcephaly pada bayi.
Tentang Zika
Virus Zika sendiri pertama kali ditemukan pada monyet di Uganda pada tahun 1947 dan nama Zika berasal dari hutan Zika di mana ia pertama kali ditemukan.
Virus ini pun pertama mewabah di kawasan tropis Afrika dan menyebar pula di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Tapi ternyata virus ini juga merebak di Brasil tahun lalu dan sejak itu telah terlihat di banyak negara Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Perlu diketahui pula, Virus Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk dari jenis yang sama dengan nyamuk penyebab demam berdarah, chikungunya dan demam kuning.
Tapi tak hanya nyamuk, virus Zika juga bisa menyebar melalui hubungan seks. Ini, pernah ditemukan dalam air mani seorang pria di Tahiti dan sudah ada laporan lain dari kemungkinan penyebaran virus melalui hubungan seks.