4 Mitos Salah Tentang Diabetes
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Teknologi internet yang canggih membuat orang mudah mendapatkan informasi dari mana saja. Tentu, informasi-informasi itu pun tidak selalu merupakan fakta dan terbukti benar, termasuk dalam hal kesehatan.
Di hari diabetes sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November 2015 ini, ada baiknya Anda mengetahui beberapa informasi yang salah mengenai penyakit satu ini.
"Banyak sekali miskonsepsi, pengertian-pengertian yang salah mengenai diabetes yang harus diluruskan," ujar Prof. Dr.dr. Agung Pranoto,MSc, SpPD-KEMD, FINASIM, Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Endrokin Metabolik Diabetes dari Rumah Sakit Darmo saat ditemui VIVA.co.id baru-baru ini.
Untuk itu, simak beberapa di antaranya berikut ini.
1. Merokok
Agung mengatakan, memang tidak ada akibat langsung rokok terhadap penyakit diabetes. Namun, kebiasaan rokok sudah pasti merupakan salah satu gaya hidup yang tidak sehat.
2. Insulin
"Banyak orang phobia insulin. Dikiranya kalau suntik insulin itu sudah dekat-dekat meninggal, atau nanti sakitnya tambah parah, ginjalnya mudah rusak, ketergantungan. Macam-macam," ujar Agung.
Padahal, menurut dia, suntik insulin tidak perlu ditunda karena setiap pasien diabetes tipe 2 pada akhirnya mayoritas akan memerlukan insulin.
"Kalau dipukul rata, setelah enam tahun orang sakit diabetes, 50 persen di antaranya harus disuntik insulin agar gula darahnya normal," kata dia.
Namun, ia mengatakan bahwa itu bukan sepenuhnya salah pasien. Sebagian dokter juga sering terlambat nmemberikan insulin.
3. Berjalan di bebatuan
"Ada juga yang bilang, kalau jalan enggak pakai sandal di batu-batu itu badannya bisa lebih sehat. Kalau orang diabet jalan begitu, yang diabet sudah terjadi gangguan saraf, neuropati, wah itu bisa abses, bisa luka," ujar Agung.
Ia mengatakan, di kaki manusia ada yang dinamakan saraf sensoris (perasa), motorik (peraba) dan otonom (pengatur). Kalau saraf sensorisnya sudah terganggu, pasien diabet tidak akan merasakan panas dan sebagainya. Jadi, berjalan di atas bebatuan atau alas kaki dengan batu-batu buatan yang diklaim mampu melancarkan peredaran tidak disarankan bagi penderita diabetes.
4. Tidak makan
Agung mengungkapkan, banyak bpasien diabetes yang beranggapan bahwa tidak makan dapat menormalkan gula darah. Umumnya mereka menolak obat dan lebih memilih menjaga makan, atau tidak makan sama sekali. Tentu saja, itu adalah anggapan yang salah besar.
"Tubuh kita kan mengeluarkan cadangan makanan. Jadi 1 gram lemak itu 9 kalori. 1 kilogram lemak sama dengan 9.000 kalori. Sehari kita cuma mengonsumsi 2.500 kalori. Jadi, 1 kilogram lemak di tubuh kita bisa membuat kita tetap hidup 3,5 hari tanpa makan, hanya minum saja," kata Agung.
Ia mengatakan, jika sel pankreas lemah, meskipun tidak makan pun gula darah akan meningkat.
"Karena lemah diubah menjadi gula nggak ada insulinnya. Insulinnya kurang jadi gula puasa tetap tinggi meskipun nggak makan," ujar Agung.
(asp)