UI Kembangkan tele-USG, Sistem Pendeteksi Kehamilan Berisiko
Kamis, 12 November 2015 - 15:39 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Tasya Paramitha
VIVA.co.id
- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) terus berupaya mengembangkan pendidikan dan penelitian kedokteran. Belum lama ini FKUI menginisiasi program bertajuk Kolaborasi Riset Trans-Disiplin
.
Baca Juga :
Tujuh Makanan Ini Mampu Jaga Keseimbangan Hormon
Baca Juga :
Manjakan Pasiennya, RS Ini Sediakan Spa
Dekan FKUI, Dr.dr.Ratna Sitompul, SpM (K) mengatakan bahwa kolaborasi yang dimaksud dalam program ini adalah kerja sama trans-disiplin antara ilmu kedokteran dengan disiplin ilmu lain seperti teknik, ilmu komputer, matematika dan ilmu pengetahuan alam, ekonomi, hukum dan disiplin ilmu lainnya.
"Sebagai contoh, kami berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan FISIP dalam mengembangkan penelitian ultrasonografi, yaitu sistem perangkat USG yang dapat digunakan oleh dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama guna mendeteksi kehamilan berisiko," ujar Ratna pada konferensi pers bertajuk Kolaborasi Riset Trans-Disiplin: Membawa Inovasi Dari Laboratorium ke Masyarakat di Auditorium Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Kampus UI, Depok, Kamis, 12 November 2015.
Lebih lanjut, Manajer Riset FKUI, Dr.dr.Budi Wiweko, SpOG (K) mengatakan bahwa dalam penelitian tersebut, para peneliti dari Fasilkom mengembangkan software pendeteksi otomatis janin. Sedangkan FKUI memberikan asupan mengenai spesifikasi USG yang diperlukan, melakukan uji coba alat di puskesmas dan peneliti dari Fakultas Hukum dan Ekonomi menyiapkan perangkat peraturan mengenai tele-USG.
"Jadi tele-USG sifatnya membantu diagnosis ibu hamil yang ada di pelosok daerah dan bisa disambungkan dengan ponsel pintar dokter spesialis. Misalnya kalau ari-ari di bawah atau posisi janin saat mau keluar itu bukan kepala duluan dokter bisa menyarankan agar pasien tidak boleh melahirkan di Puskesmas. Jadi mempercepat rujukan agar menurunkan angka kematian ibu dan anak," ujar Budi yang ditemui di kesempatan yang sama.
Menurut Budi, itu baru satu produk inovasi yang lahir dari kolaborasi riset trans-disiplin. Ia mengatakan, di FK UI, setiap tahunnya ada 100-150 paper mengenai inovasi. Sedangkan paper mengenai inovasi kolaborasi jumlahnya jauh lebih banyak lagi.
Beberapa inovasi dalam bidang kesehatan lainnya di antaranya adalah Implan Glaukoma, e-Cardio (sistem terintegrasi untuk deteksi dini penyakit dan kondisi kesehatan jantung), Modifikasi Mikrokapiler Digital, Femicam, kateter dengan sarana pengalir bahan obat, kursi untuk penderita stroke dan masih banyak lagi.Â
Untuk menunjang posisi FKUI sebagai lokomotif inovasi kesehatan di Indonesia, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Universitas Indonesia (RSUI) juga hampir setengah jalan dibangun di Kampus UI Depok. Rencananya rumah sakit tersebut akan dibuka pada Oktober 2016 mendatang sebagai bagian dari upaya pengembangan pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian.
Baca Juga :
Aktivitas Asyik Bersama Pasangan Usai Bercinta
Salah satunya berbincang santai dengan adanya bumbu humor.
VIVA.co.id
11 Maret 2017
Baca Juga :